Suara.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya bertemu dengan anak-anak pelaku pengeboman di Surabaya. Risma bertemu anak pelaku bom Mapolresta Surabaya yang selamat serta anak dari pelaku yang ditangkap beberapa titik di Surabaya dan Sidoarjo.
Pertemuan ini merupakan kali pertama bagi Risma dengan anak-anak pelaku bom Surabaya. Anak-anak tersebut menjalani perawatan di RS Bhayangkara Surabaya.
Pertemuan itu berjalan tertutup di sebuah ruang perawatan khusus di RS Bhayangkara. Selain Risma, ada juga Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos RI Nahar, dan beberapa tim medis juga psikolog dalam pertemuan itu.
Usai pertemuan, kepada wartawan Risma mengatakan, kondisi anak-anak pelaku bom itu dalam keadaan baik. Namun ada beberapa yang memang masih dalam penanganan. Ia menyebutkan, salah satu anak bomber, sejak awal memang ingin sekali bertemu dengannya, namun baru hari ini, Selasa (12/6/2018) dirinya merasa siap.
"Kalau yang Ais (anak pelaku pengeboman Mapolres) itu sudah lama pengen ketemu sama aku, tapi waktu itu aku belum sreg," ujar Risma.
Ia menuturkan, saat pertama kali bertemu Risma, Ais sempat merasa malu-malu. Namun ketika suasana sudah mencair, anak tersebut banyak bercerita padanya. Salah satunya adalah cerita soal bakat pencak silat yang ada pada diri anak berumur 8 tahun itu.
"Ais tak kasih buku, Ais sudah ceria meskipun dia tangannya patah. Dia cerita, dia juara pencak silat di Jatim," kata Risma.
Risma mengatakan, psikologis Ais dan anak-anak bomber lain itu sudah terpengaruh oleh pemahaman radikal. Jadi penanganannya harus secara khusus ditangani oleh tim psikolog yang bertandem dengan pakar guru agama dari Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
"Sebab di awal, saat ditangani oleh psikolog anak-anak itu sempat mendebat. Sehingga waktu itu saya diminta untuk nyarikan psikolog dan tandem dengan dosen agama dari UINSA, yang ngerti dalil. Jelasinnya juga menggunakan dalil. Misalnya senyum, dalil baik hati, dalil terima kasih, jadi, melalui dalil anak-anak itu lebih bisa menerima," Risma menjelaskan.
Risma berharap, anak-anak itu bisa tumbuh normal nantinya. Ia juga berpesan, jika mereka punya banyak teman dan banyak saudara itu bisa membahagiakan mereka. Sebab, berbuat baik akan membuat mereka bisa lebih bahagia.
"Ais juga bilang dia pengen punya temen banyak dan main-main seperti temen-temen yang lain," kata Risma.
Selanjutnya, penanganan anak-anak itu akan diserahkan kepada Kementerian Sosial. Ketujuh anak itu di antaranya, satu anak pelaku pengeboman di Polrestabes Surabaya, tiga anak dari Rusunawa Sidoarjo dan tiga lagi adalah anak dari pelaku yang ditangkap di Manukan, Surabaya.
Anak-anak tersebut bakal ditempatkan di tempat khusus dan ditangani oleh tim ahli rehabilitasi anak.
Pemkot Surabaya sendiri tak berani menangani tujuh anak itu terlebih dahulu. Sebab, muncul juga ancaman soal keamanan anak-anak.
"Itu nanti anak-anak di Kemensos, ini nanti diserahkan, terus terang juga berat. Nanti kita lihat perkembangannya, karena keluarganya, dari neneknya masih ada, kalau bisa setelah penanganan, kita kembalikan ke keluarganya," Risma mengakhiri. (Dimas Angga P)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
-
Kembali Diperiksa KPK usai Sita Uang Rp3 Miliar, Nasib Bupati Pati Sudewo di Ujung Tanduk?
-
Cak Imin Bicara Hal Mengerikan Usai Anak Muda Lebih Pilih PNS daripada Jadi Petani Menderita
-
Prabowo Berpidato Ketiga di Sidang Majelis Umum PBB, Bicara Usai Donald Trump
-
Diusir Usai Gunakan Baju Bendera Palestina, Legislator Belanda Ganti Baju dengan Corak Semangka
-
Ribuan Buruh Kepung DPR Hari Ini, 5.367 Aparat Dikerahkan Amankan Aksi Tolak Upah Murah!
-
Heboh Surat Kuota Pendamping Desa Beredar, DPW PAN Jabar Tegaskan Hoaks dan Bentuk Tim Investigasi
-
Viral Usai Lempar Gagang Mikrofon, Ini Permintaan Maaf Lengkap Kepala Kanwil Kemenag NTB
-
Kena Serangan Siber, Bandara di Eropa Lumpuh Selama Satu Hari
-
Presiden Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, DPR Ingatkan Nasib Honorer Gajinya Masih Rp 300.000