Suara.com - Sudah genap lima tahun Sawaludin bekerja sebagai petugas penjaga palang perlintasan kereta api. Selama itu ia bersetia terhadap tugasnya, pun pada masa-masa libur lebaran. Namun, ia tetap masygul menanti masa depannya sebagai pekerja kontrak.
Ketika banyak orang di ibu kota telah libur menjelang Idul Fitri 1439 Hijriah pekan ini, Sawaludin tetap duduk di ruang kerjanya. Pos jaga perlintasan kereta api di antara Stasiun Lenteng Agung dan Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
“Dalam seminggu, saya cuma libur sehari. Sepekan, saya bekerja dalam 3 sif, yakni 2 hari sif pagi, 2 hari sif siang, dan 2 hari sif malam. Di perlintasan ini, hanya satu orang yang menjaga,” tutur Sawaludin kepada Suara.com, Kamis (14/6/2018).
Menjadi petugas penjaga palang perlintasan kereta api bukanlah profesi yang mudah. Resiko besar seperti kecelakaan lalu lintas bisa saja terjadi jika sang petugas lalai saat bertugas. Inilah yang dirasakan Sawaludin. Ia menyimpan banyak cerita mengenai suka duka menjadi penjaga perlintasan KA.
Bapak dua anak yang sebelumnya bekerja di bagian perawatan rel kereta api tersebut, acapkali terlibat cekcok dengan pengendara kendaraan bermotor yang melintas di jalur kereta api.
Sawaludin mengatakan, banyak pengendara yang masih suka menerobos palang perlintasan meski kereta akan melintas.
"Banyak pengendara yang tidak sabar Mas, ini berisiko. Kereta yang melintas itu selang waktunya hanya 3 menit. Kalau terjadi kecelakaan, saya juga yang harus tanggung jawab," katanya, gemas.
Pekerjaan berisiko besar tersebut mau tidak mau harus dijalani Sawaludin. Sebagai petugas penjaga palang perlintasan, terkadang dirinya harus bersikap tegas kepada pengendara guna menghindari kecelakaan lalu lintas.
"Takutnya terjadi kemacetan di perlintasan kereta, tiba-tiba ada kereta yang melintas. Jika terjadi kecelakaan, saya yang bertanggung jawab. Risiko saya yang menanggung. Pihak PT KAI tidak mau tahu," jelasnya.
Baca Juga: Alasan Chikita Meidy Menikah Setelah Lebaran
Seingatnya, pernah terjadi kecelakaan di perlintasan tempatnya bertugas, meski tidak ada korban jiwa.
" Dua minggu yang lalu, ada yang menerobos perlintasan dan akhirnya keserempet kereta. Namun tidak sampai meninggal. Hanya kakinya saja yang luka-luka. Itu sekitar jam 11 malam.”
Risiko yang terlampau besar itu, harus dipanggul Sawaludin, walau statusnya hanya pekerja kontrak. Kontras, karena gajinya sebagai pekerja kontrak hanya sebesar upah minimum provinsi DKI Jakarta.
Dengan gaji sebesar itu, dirinya harus menghindupi satu orang istri dan dua orang anak. Walau sebagai pekerja kontrak, ia tetap tak memandang remeh pekerjaannya, yakni menjaga agar tak ada satu pun peristiwa kecelakaan di perlintasan KA.
"Harapan saya hanya satu, diangkat jadi pegawai tetap," harapnya.
Lelaki berusia 45 tahun itu menuturkan, setiap tahun hanya disodorkan surat kontrak kerja lanjutan. Durasi perpanjangan kontrak pun terbilang pendek, satu tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah