Suara.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menduga kecelakaan tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatra Utara, pada Senin (18/6/2016) disebabkan kelebihan muatan.
Dalam konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (20/6/2018), Budi menyebutkan memang belum diketahui secara pasti penyebab tenggelamnya kapal tersebut. Namun, ada indikasi kelebihan penumpang terlihat karena data muatan kapal atau manifes belum diserahkan pada Kementerian Perhubungan.
"Berkaitan dengan kelebihan, saya tidak katakan langsung, tetapi potensi kelebihan itu ada karena ditandai dengan tidak adanya manifes dan tidak dikeluarkan SIB (surat izin berlayar)," kata Menhub.
Budi menjelaskan kapal KM Sinar Bangun dengan jenis 35 GT tersebut merupakan kapal legal yang mendapat izin dari Dinas Perhubungan Provinsi Sumatra Utara.
Namun, perjalanan kapal tersebut menjadi ilegal jika unit pelaksana teknis (UPT) terkait tida memiliki manifes dan SIB.
Menurut dia, KM Sinar Bangun merupakan kapal kecil yang seharusnya bermuatan 43 orang. Namun, keterisian penumpang di kapal tersebut diduga sebanyak 80 orang, bukan 200 orang seperti yang banyak diinformasikan.
"Saya bukan berasumsi, hanya menspekulasikan, kalau ini penumpangnya 80 masih mungkin, tetapi kalau 200 tidak cukup," kata dia.
Budi menambahkan investigasi lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan KM Sinar Bangun diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ada pun kecelakaan tenggelamnya KM Sinar Bangun di Perairan Danau Toba terjadi pada Senin pukul 17.15 WIB. Kapal tersebut berlayar dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Lokasi kecelakaan diperkirakan berjarak sekitar 500 meter dari Dermaga Tigaras. Cuaca saat itu dilaporkan tengah hujan deras, disertai angin kencang, petir hingga tinggi gelombang sekitar 1-2 meter. (Antara)
Berita Terkait
-
Hotel Danau Toba Penuh Konflik Warisan, Diangkat ke Film Drama Komedi
-
Jelang Nataru, Ini Diskon Tol, Tiket Kapal, KA dan Pesawat dari Pemerintah
-
5 Fakta di Balik Video Viral Anggota DPRD Langkat Pesta di Kapal Mewah Danau Toba
-
Viral! Pemancing Dapat Ikan Mas Jumbo di Danau Toba Tapi Tak Boleh Dibawa Pulang, Ada Apa?
-
3 Hidden Gem di Sumatera Utara: Cocok Buat Pelarian Singkat dari Rutinitas
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
LPSK Sebut Ammar Zoni Ajukan Justice Collaborator: Siap Bongkar Jaringan Besar Narkotika?
-
Pemerintah Perkuat Komitmen Perubahan Iklim, Pengelolaan Karbon Jadi Sorotan di CDC 2025
-
Pramono Anung Genjot Program Kesejahteraan Hewan untuk Dongkrak Jakarta ke Top 50 Kota Global 2030
-
Diperiksa 14 Jam Dicecar 47 Pertanyaan: Kenapa Polisi Tak Tahan Lisa Mariana di Kasus Video Syur?
-
Profil Mirwan MS: Bupati Aceh Selatan, Viral Pergi Umroh saat Rakyatnya Dilanda bencana
-
Benteng Alami Senilai Ribuan Triliun: Peran Mangrove dalam Melindungi Kota Pesisir
-
Pergub Sudah Berlaku, Pramono Anung Siap Tindak Tegas Pedagang Daging Kucing dan Anjing
-
Banjir Rob Jakarta Berangsur Turun, Pramono Anung: Mudah-Mudahan Segera Normal
-
Telkom Pastikan Akses Free WiFi di Posko Bencana Tersedia Gratis bagi Masyarakat
-
Menhut Raja Juli Disorot DPR soal Bencana Sumatra, Respons soal Usulan Mundur Jadi Sorotan