Suara.com - Gairah Organisasi Papua Merdeka dan sayap militernya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, untuk berjuang sampai menjadi negara yang berdaulat mandiri, tak pernah padam.
Bahkan, Panglima Komando Daerah Militer TPBNPB/OPM Divisi I Mamta – Papua Barat, Augustine Kres, menyerukan seluruh prajurit, anggota OPM, dan rakyat Papua Barat untuk ikut merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan Papua pada Minggu (1/7/2018) akhir pekan ini.
Perayaan itu untuk memperingati proklamasi kemerdekaan dan pendirian negara Papua Barat oleh Presiden Papua Barat Brigadir Jenderal Seth Jafet Rumkorem di Victoria pada 1 Juli 1971.
Ketika ditemui jurnalis Suara.com, Lydia Salmah, di belantara hutan Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Jumat(29/6/2018), Augustine Kres menegaskan, bakal menggelar upacara Hari Ulang Tahun Bangsa Papua Barat pada hari Minggu pekan ini di markas besarnya.
“Kami menyerukan, seluruh pertahanan militer OPM ke-8 Kodap di tanah air Papua Barat, khususnya di wilayah perbatasan RI – Papua Nugini dan seluruh lapisan masyarakat, untuk menggelar doa dengan penuh damai berdasarkan UUD 1971,” tegasnya kepada Suara.com.
Kres menuturkan, seluruh anggota TPN-PB tidak melakukan kontak senjata apa pun dengan TNI. Itu demi menghormati kesakralan HUT Bangsa Papua.
”Kami menyerukan agar seluruh anggota TPN-PB tak melakukan kontak senjata yang dapat merugikan masyarakat. Itu juga untuk menghormati negara tetangga, Papua Nugini, yang menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pasific Economic Corporation (APEC),” tuturnya.
Puncak Kekecewaan
Kres mengakui, perjuangan dirinya dan rakyat Papua Barat untuk merdeka adalah puncak kekecewaan terhadap pemerintah NKRI.
Baca Juga: 26 Penerbangan Tujuan Surabaya - Denpasar Dibatalkan
“Pemerintah pusat dan daerah tak pernah mengakomodasi aspiraasi rakyat. Terakhir, kami menyampaikan aspirasi kepada pemerintah tiga tahun silam, dan hingga kekinian tak pernah dipenuhi,” ungkapnya.
Tahun 2015, kata Kres, OPM mendesak pemerintah menerapkan kebijakan untuk melakukan pembangunan di wilayah perbatasan, persisnya di kawasan Arso Timur.
“Tiga tahun berlalu, tapi belum ada janji pemerintah yang direalisasikan. Saya merasa menyesal dan kecewa. Padahal saya sudah pernah bertemu pemerintah pusat,” tukasnya.
Kres menuturkan, tahun 2016, ia menemui Kementerian Pertahanan RI. Selang setahun, 2017, ia menemui Badan Intelijen Strategis (BAIS) di Jakarta, untuk menyampaikan sejumlah program pembangunan. Tapi, semua pertemuan itu sia-sia, tak ada satu pun permintaan warganya yang direalisasikan.
Walau pernah bertemu pemerintah Indonesia di Jakarta, Kres menegaskan dirinya tak pernah menyerahkan diri, menyatakan menjadi warga RI, serta mendukung pemerintah NKRI.
“Saya tidak pernah menyerahkan diri kepada NKRI, saya masih bertahan dan berjuang untuk pembebasan bangsa Papua Barat,” tegasnya.
Berita Terkait
- 
            
              Polisi Sulit Mencari Penembak Pengantar Logistik Pilkada di Papua
 - 
            
              Tukang Ojek Ditembak Mati Kelompok Kolome setelah Antar Penumpang
 - 
            
              Pilkada Papua, 2 Polisi Tewas Dihadang Kelompok Bersenjata
 - 
            
              Pilkada di Papua Diwarnai Aksi Penembakan, TNI Bersiaga Penuh
 - 
            
              Kunci Kotak Suara Pilkada Dibawa Lari Kepala Desa
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
 - 
            
              BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
 - 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?