Suara.com - Memasuki hari ke-14 pencarian korban dan kapal Sinar Bangun di perairan Danau Toba masih menyisakan duka mendalam. Sejumlah keluarga korban masih menunggu hasil pencarian oleh petugas sembari berunding bersama para keluarga korban lainnya.
Dari informasi, kapal motor (KM) Sinar Bangun karam di dasar Danau Toba dengan kedalaman sekitar 450 meter sejak Minggu (18/6/2018) lalu. Terkini, sejumlah keluarga korban masih berunding, apakah akan mengikhlaskan jasad korban di dasar Danau Toba atau tetap meminta kepada pemerintah agar mengangkat ratusan jasad tersebut.
Dari informasi, ratusan jasad korban terbawa ikut tenggelam bersama KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut). Selain di kedalaman 450 meter, lokasi tenggelamnya kapal juga berdekatan dengan jurang sedalam 600 meter.
Tim gabungan pada Minggu (1/7/2018) kemarin memulai pencarian dari Dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir maupun dari Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Masih pada hari Minggu itu, seluruh pihak terkait termasuk juga keluarga korban bertemu untuk membuat kesepakatan. Dengan mempertimbangan berbagai kondisi di lapangan, petugas meminta ada kesepakatan dari pihak keluarga korban, apakah tetap dilakukan operasi pengangkatan jasad korban atau atau tidak.
"Jadi ini masih rencana ya, apakah ini akan dilakukan pengangkatan atau tabur bunga dan mendoakan korban. Ini ada dua opsi," ujar Kepala Kantor SAR Medan Budiawan, Jumat (29/6/2018).
Menurut dia, evakuasi jasad korban KM Sinar Bangun memerlukan waktu yang lama. Sementara opsi lainnya, para korban direlakan tetap berada di dasar danau. Pilihan itu terlebih dahulu akan dirundingkan oleh pihak terkait seperti Basarnas, pemerintah daerah serta keluarga korban KM Sinar Bangun.
Petugas di lapangan, kata Budiawan, tengah memutar otak untuk mencari cara terbaik mengangkat bangkai kapal yang berada di kedalaman 450 meter itu. Hanya saja, posisi bangkai kapal berada di dekat jurang yang memiliki kedalaman 600 meter.
"Biasanya jika target sudah ditemukan akan dilakukan evakuasi. Namun, kedalaman Danau Toba menjadi persoalan. Kita harus pikir matang-matang soal keselamatan bagaimana kita bisa menolong objek ini bisa terangkat," kata Budiawan.
Baca Juga: Kalah di Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Salahkan #2019GantiPresiden
Dua opsi oleh Basarnas yakni proses evakuasi dengan catatan memakan waktu lama dan tingkat risiko tinggi. Atau opsi kedua membiarkan kapal dan jasad korban tetap berada di dasar Danau Toba serta melakukan tabur bunga di atas lokasi tenggelamnya kapal. Dua opsi ini masih dalam kajian.
Budiawan menambahkan, meski telah menemukan bangkai KM Sinar Bangun, namun petugas masih melakukan pencarian dengan menggunakan sejumlah peralatan. Di antaranya helikopter, robot Remotely Operated Vehicle (ROV) dan kapal pukat harimau.
"Pertama untuk target menemukan korban, dan untuk pemantauan dari udara. Kita juga sudah mendatangkan alat terbaru yang bisa memperkuat lebih jelas gambar dari ROV soal temuan objek dari KM Sinar Bangun. Kami meminta doa restu Tim SAR masih bekerja. Berdoa agar bisa menyelesaikan tugas-tugas kami dengan baik," Budiawan memungkasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Mendagri Tito Sudah Cek Surat Pemerintah Aceh ke UNDP dan Unicef, Apa Katanya?
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan!
-
Kayu Gelondongan Sisa Banjir Sumatra Mau Dimanfaatkan Warga, Begini Kata Mensesneg
-
SPPG Turut Berkontribusi pada Perputaran Ekonomi Lokal
-
Dukung Program MBG: SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar Siap Dibangun Kementerian PU
-
Mendagri Tito Jelaskan Duduk Perkara Pemkot Medan Kembalikan Bantuan Beras 30 Ton ke UAE
-
Minggu Besok, Pesantren Lirboyo Undang Seluruh Unsur NU Bahas Konflik Internal PBNU
-
Kementerian PU Tandatangani Kontrak Pekerjaan Pembangunan Gedung SPPG di 152 Lokasi
-
Eks Mensos Tekankan Pentingnya Kearifan Lokal Hadapi Bencana, Belajar dari Simeulue hingga Sumbar
-
Terjebak Kobaran Api, Lima Orang Tewas dalam Kebakaran Rumah di Penjaringan