Suara.com - Pernyataan bakal calon presiden petahana Jokowi kepada relawannya agar berani kalau diajak berantem, disoal sejumlah pihak.
Namun, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menilai, tak ada yang salah dalam pesan Jokowi kepada relawannya tersebut.
Menurut Ngabalin, kalau orang berpendidikan harus melihat seluruh pernyataan keseluruhan, bukan didasari penggalan video yang tersebar di sosial media.
"Apa yang salah coba? Kalau orang sekolah itu mengerti tentang narasi dan diksi. Awalnya kan apa Jokowi bilang? Jangan menyebarkan berita bohong, jangan mau berantem, jangan anu, jangan itu, belakangnya dia bilang, tapi kalau diajak berantem, jangan takut," ujar Ngabalin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (7/8/2018).
"Apa itu artinya? Itu artinya perintah panglima perang dan saya Insya Allah panglimanya," Ngabalin menambahkan.
Politikus Partai Golkar itu menilai, pernyataan Jokowi bukan bentuk arogansi.
"Orang Solo itu bukan seperti saya anak Buton, anak Papua, anak Kei, anak Bali, anak Bugis. Bukan menunjuk pakai telunjuk, tapi pakai jempol. Artinya Pak Jokowi menghindar adanya benturan. Dia menunjuknya saja pakai jempol," katanya.
Untuk diketahui, saat menemui relawan, Jokowi meminta mereka berkampanye secara baik pada Pilpres 2019. Tetapi, Jokowi juga minta seluruh relawannya tidak takut apabila mendapat serangan dari lawan politik.
"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
Baca Juga: Survei: #2019GantiPresiden Cuma Didukung Pengguna Facebook dan WA
Pernyataan Jokowi langsung membuat relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh. Jokowi terlihat diam untuk beberapa detik membiarkan hadirin bersorak.
"Tapi jangan ngajak (berantem) lho. Saya bilang tadi, tolong digaris bawahi, jangan mengajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," kata Jokowi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka