Ubaidillah memaparkan, ”Kiri” secara politik adalah sikap seseorang untuk menentang pengisapan manusia atas manusia, dan pengisapan bangsa atas bangsa. Dengan demikian, kiri mestilah anti kapitalisme, anti otoritarianisme, dan anti imperialisme.
”Lantas, apa alasan bung Karno menyebut Pancasila itu kiri? Karena Pancasila anti kapitalisme, anti neoimperalisme, dan anti neokolonialisme. Pendeknya, Pancasila itu anti pengisapan manusia atas manusia,” katanya.
Namun, ia mengakui, dalam perjalanan sejarah, terminologi ”kiri” sering kali ditimpahkan pada segala hal (pemikiran dan gerakan sosial) yang berusaha membaca ulang atas situasi-situasi mapan atau dimapankan oleh kekuasaan dan kekuataan dominan.
Menariknya, istilah ”kiri” kemudian menjadi hantu ketika dilabelkan pada setiap pemikiran dan gerakan sosial yang mengusung simbol-simbol revolusi, sosialisme, marxisme, atau komunisme.
”Terdapat kesadaran di dalam masyarakat kita bahwa ’kiri’ sangat melekat pada ideologi komunisme, apalagi kalau dikontekstualisasikan pada suatu keadaan Indonesia yang terdapat luka sejarah akibat komunisme. Parahnya, ’kiri’ selalu diidentikkan dengan komunis,” ungkapnya.
Padahal, teruss Ubaidillah, wacana dan gerakan kiri adalah pemikiran serta gerakan sosial yang senantiasa melawan, mengkritik, menentang, bahkan menghancurkan segala hal yang berbau kemapanan. Misalnya, kemapanan kekuasaan otoriter yang menindas atau kemapanan kapitalisme modern yang memiskinkan bangsa ini.
Perlunya Ideologi Kiri
Ubaidillah meyakini, bangsa Indonesia kekinian masih membutuhkan ideologi Kiri. Sebab, dalam konteks perekonomian, sumber daya mineral, minyak dan gas bumi Indonesia masih didominasi dan dikuasai asing.
”Bangsa asing, terutama Amerika Serikat, sangat menguasai sumber daya alam yang merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan perusahaan di seluruh dunia untuk menghasilkan barang dan jasa,” terangnya.
Baca Juga: Hadapi Timnas Indonesia U-23, Laos Tak Gentar
Hal ini menunjukkan Indonesia masih belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Upaya mengundang investasi asing belum mampu menjadikan Indonesia sebagai pengendali utama sumber daya yang seharusnya menjadi hak penduduk Indonesia.
Kabar mutakhir, setelah berseteru dengan Tiongkok, kini Amerika Serikat (AS) menyulut perang dagang dengan Indonesia.
Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu telah mengajukan permohonan ke World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia senilai USD 350 juta atau sekitar Rp 5,04 triliun.
AS menuduh Indonesia tidak mengindahkan putusan WTO yang memenangkan AS dan Selandia Baru terhadap restriksi impor produk daging dan hortikultura di tingkat banding, pada 2017. AS menuding Indonesia masih membatasi impor makanan, tanaman, dan produk hewan lainnya.
Ini termasuk membatasi impor buah-buahan seperti apel, anggur, kentang, bawang, buah kering, sapi, daging sapi, serta daging ayam.
AS mendesak Organisasi Perdagangan Dunia menjatuhkan sanksi senilai USD 350 juta kepada Indonesia. Sanksi ini sebagai ganti rugi dampak buruk yang timbul akibat kebijakan pembatasan impor Indonesia tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah