Suara.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, tanah amblas berbentuk oval di Sukabumi, Jawa Barat disebabkan adanya terowongan tanah yang tergerus oleh aliran air hingga menyebabkan erosi. Dalam beberapa hari terakhir, warga heboh akan kemunculan lubang misterius di sebuah tanah persawahan di Sukabumi.
"Adanya saluran air di bawah tanah bisa memicu erosi dan menyebabkan tanah amblas. Lokasi terjadi pada lahan sawah, terletak di atas terowongan tanah dan dialiri air dibawahnya," kata Kepala Tim Peninjauan Badan Geologi, Rustam, Senin (10/9/2018).
Menurut dia, terowongan tanah ini berfungsi untuk mengalirkan air dari Sungai Cigalunggung. Berdasarkan informasi dari warga, terowongan tanah itu memang sengaja dibuat. Akan tetapi, dari hasil penyelidikan sementara Badan Geologi, terowongan tersebut bukanlah buatan manusia namun murni terjadi secara alami. Dari peta geologi regional, lokasi amblasan berada pada formasi batuan gunung api Gede yang pada umumnya bersifat mudah lapuk.
"Saya cenderung ini proses geologi karena ada vulkanik muda, batu yang mudah larut. Tapi karena deras air ini sudah lama puluhan tahun, maka muncul seperti ini (terowongan). Saya cenderung ini alami proses geologi," katanya seperti diwartakan Antara.
Dari hasil peninjauan, terowongan tanah tersebut tidak memiliki konstruksi penguat pada dinding dan atapnya, hingga membuat sedikit demi sedikit tergerus oleh aliran air hingga akhirnya amblas.
"Karena terus tergerus menyebabkan adanya rongga bawah tanah yang semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah di atasnya," ujar Rustam.
Menurut dia, amblasan tanah terjadi di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Amblasan berbentuk oval tersebut memiliki dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter dengan kedalaman 6 meter.
Adapun ukuran terowongan tanah tersebut memiliki panjang sekitar 50 meter, dengan tinggi mulut terowongan 3,2 meter, lebar 2,5 meter yang melintas dari arah barat laut menuju tenggara atau Sungai Cigalunggung.
Agar menghindari adanya amblasan lain, perlu adanya penguatan pada dinding dan atap sepanjang terowongan tanah tersebut. Hal ini dilakukan agar tanah di atasnya tetap stabil.
Baca Juga: KLHK Tagih Perusahaan Pembabat Hutan Rp 16,2 Triliun
"Langkah awalnya perlu dilakukan pembersihan sumbatan tanah amblasan pada terowongan agar aliran air tetap terjaga dan tidak terjadi akumulasi dan luapan air," katanya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terlalu dekat dengan lokasi amblasan yang telah terbentuk, agar menghindari terjadinya amblasan akibat pelapukan tanah susulan.
"Masyarakat tetap waspada terhadap amblasan tanah, namun tetap tidak panik maupun terlalu dekat dengan dinding amblasan," imbuh Rustam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti