Suara.com - Sebulan sebelum ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bukit Permai Blok T No.07 RT 06/06, Perum Sarigaperi, Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Senin (10/9/2018) kemarin. Rupanya Peter Kasenda ikut iuran kematian.
Marianty Darmawan (40), Ketua Lingkungan Santa Angela Merici, mengatakan bahwa Peter Kasenda baru ikit dalam iuran kematian yang dinamakan Santoyosu pada Agustus lalu.
"Santoyosu sudah ada sejak lama, Pak Peter Kasenda dilingkungan baru ikut dan bulan kemarin ia membayar Rp 75 ribu," kata Marianty, Selasa (11/9/2018).
Dilingkungan gereja, nama Peter Kasenda sudah tercatat. Namun, Peter Kasenda selalu berhalangan mengikuti iuran kematian itu.
"Nah, saya coba tawarkan Pak Peter Kasenda, dia baru mau dan sudah bayar, ini menurut saya unik yah, pas satu bulan menjelang dia meninggal ikut iuran," ujar dia.
Menurutnya, Santoyosu bertujuan untuk mengcover biaya kematian jemaat.
"Jadi iuran itu untuk ambulance, peti mati dan biaya pemakaman, semua ditanggung," jelas dia.
Peter Kasenda adalah penulis buku Bung Karno, ia saat ini juga sebagai Dosen Ahli Sejarah Universitas Indonesia. Peter Kasenda ditemukan tewas pada, Senin (10/9/2018) kemarin, setelah seseorang hendak mengantar surat.
Di halaman rumah, bau anyir cukup tajam sehingga menimbulkan kecurigaan. Kemudian Ketua RT setempat melaporkan kejanggalan itu kepada petugas kepolisian.
Baca Juga: Tewas Membusuk, Peter Kasenda Kena Serangan Jantung
Oleh polisi, pintu rumah Peter di dobrak. Mereka menemukan Peter Kasenda sudah dalam keadaan tewas dengan posisi telungkup. Saat ini, Peter disemayatkan di rumah duka RS Elizabeth, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota telah menyerahkan hasil autopsi jenazah Peter kepada keluarga. Hasilnya, Peter Kasenda dinyatakan mengidap penyakit jantung. Dokter RS Polri Kramat Jati juga menyatakan Peter tewas sejak, Jumat (7/9/2018).
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina