Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning menilai, defisit anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan telah menghambat proses penggunaan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dicetuskan oleh Presiden Joko Widodo. Ribka mencurigai adanya menteri yang ingin menghambat program Jokowi.
Ribka meminta kepada pihak yang terkait dana anggaran BPJS untuk segera merumuskan solusi jangka panjang mengatasi defisit.
Menurut data hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), jumlah defisit yang harus ditanggung BPJS Kesehatan mencapai Rp 10,98 Triliun. Angka itu merupakan jumlah dari defisit BPJS Kesehatan di tahun 2017 dan prediksi defisit di tahun 2018.
"Sudah, jangan ragu-ragu mau uang dari pajak rokok kek, wong dana desa sudah bisa Rp 70 triliun. Jangan ditunda, ini sudah komitmennya BPJS. Rakyat tahunya ada jaminan sosial," kata Ribka dalam Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi IX, Kompleks Parlemen, Senin (17/9/2018).
Masalah terdapat temuan defisit anggaran BPJS Kesehatan, menurutnya mengakibatkan program KIS tidak berjalan.
Berdasarkan penemuannya, banyak pasien yang membawa KIS ke rumah sakit namun ditolak karena tidak ada dokter ataupun obat yang tersedia.
"Percuma Jokowi bagi-bagi KIS ke mana-mana tapi KIS tak laku di rumah sakit. Tak dilayanin sama dokter, karena dokternya tak bisa dibayar, obatnya tak ada. Jadi KIS yang diberikan Jokowi itu tak laku, percuma," ujarnya.
Karena temuannya itulah, anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP Dapil Jawa Barat itu curiga ada menteri yang berniat untuk menghambat jalannya program Jokowi.
"Jangan-jangan ada menteri yang ingin menggagalkan Presiden Jokowi. Karena Pak Jokowi ini sudah blusukan ke mana-mana dengan memberikan KIS (Kartu Indonesia Sehat)," pungkasnya.
Baca Juga: ML Pemasok Kokain Richard Muljadi, Sosok Nyata atau Fiktif?
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal