Suara.com - Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari menilai Paguyuban Korban Kriminalisasi dan Persekusi Rezim Jokowi (PKKPRJ) oleh Buni Yani bermuatan politik. Eva menilai hanya untuk kepentingan elektoral atau Pilpres 2019.
Buni Yani, dianggap Eva hanya membuat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah menjadi berkurang. Eva memahami di tahun politik seperti ini banyak upaya yang dicapai untuk menaikan suara di Pilpres 2019. Salah satunya yang diupayakan Buni Yani untuk membentuk PKKPRJ.
"Ini tahun politik, ada upaya delegitimasi ke pemerintah untuk kepentingan elektoral," kata Eva kepada Suara.com, Rabu (26/9/2018).
Padahal menurutnya, penegak hukum di era pemerintahan Jokowi telah berlaku adil, sekalipun itu kepada pihak pendukung pemerintah. Dalam hal ini yang dimaksud Eva ialah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dihukum 2 tahun karena kasus penistaan agama.
"Hal yang sama juga berlaku untuk pendukung pemerintah. Ahok juga dibui kan? Jadi, tidak benar hal tersebut," ujarnya.
Menurutnya, kasus Buni Yani masih bisa diusahakan melalui pra peradilan. Namun, apabila Buni Yani malah membuat seolah-olah dirinya menjadi korban kriminalisasi pemerintahan Jokowi, hal tersebut jelas bermaksud untuk urusan politik.
"Lagi pula, penegakkan hukum juga bisa dipra peradilankan jadi kalau proses hukum tidak dijalankan tapi malah politisasi maka motifnya jelas politik," pungkasnya.
Untuk diketahui, Buni Yani membentuk PKKPRJ dengan mengajak Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Alasan Buni Yani membentuk PKKPRJ itu ialah untuk mengumpulkan seluruh pihak yang merasa telah dikriminalisasi oleh pemerintahan Jokowi.
Buni Yani mengklaim akan bergerak bersama untuk memperjuangkan hak-hak korban tersebut.
Baca Juga: Tak Ditahan, Anissa Si Penerobos Rombongan Jokowi Wajib Lapor
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 5 Rekomendasi Cushion Lokal dengan Coverage Terbaik Untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp50 Ribuan
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang
-
8 Miliar Dolar AS Melayang Setiap Tahun, Prabowo Sebut Judol Biang Kerok!
-
Megawati Tawarkan Pancasila Jadi Etika Global Baru: Dunia Butuh Moralitas, Bukan Dominasi Baru