Suara.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku sempat mengkonfrontir keponakannya Irvanto Hendra Pambudi Cahyo dengan anggota Komisi I DPR nonaktif dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi di masjid dalam kompleks Rumah Tahanan Guntur, Jakarta.
Setnov hari ini bersaksi untuk terdakwa anggota Komisi I DPR nonaktif dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi yang didakwa menerima suap 911.480 dolar AS dari Direktur PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah untuk pengadaan satelit monitoring dan drone dalam anggaran Bakamla APBN Perubahan 2016.
"Pada saat saya mau ke (Lapas) Sukamiskin, saya bertemu di masjid di Guntur, dimana ponakan saya menanyakan ke Fayakhun 'Kun loe yang ngomong gue terima duit urusan rapimnas. Saya ada di situ dan saya juga tanyakan kebenaran itu, karena saya tidak pernah perintahkan dan keponakan saya juga tidak pernah memberi tahu atau diperintahkan untuk terima uang dari Fayakhun," kata Setya Novanto (Setnov), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Dalam sidang 3 September 2018, staf Fayakhun bernama Agus Gunawan mengaku mengantarkan uang dalam tas sekitar 500 ribu dolar Singapura ke Irvanto di showroom milik Irvanto di Kemang.
Uang itu berasal dari 1 persen total fee yang harus diberikan 7 persen dari total anggaran proyek satelit monitoring (satmon) dan drone seharusnya senilai Rp1,2 triliun dapat dikerjakan Fahmi Darmawansyah dengan pemberiannya menggunakan cara transfer ke rekening di luar negeri.
Setnov adalah terpidana kasus korupsi KTP elektronik selama 15 tahun penjara yang harus menjalani hukuman di Lapas Sukamiskin sedangkan Irvanto masih menjadi terdakwa dalam perkara yang sama.
"Tapi saya tidak pernah perintahkan dan keponakan saya tidak pernah diberi tahu sama keponakan saya sendiri dan saya siap dikonfrontir," ujar Setnov.
"Saksi pernah mengatakan 'loe yang gue tunggu-tunggu bantuannya tidak pernah datang malah yang datang dari Jatim dan Jateng," tanya Jaksa Penuntut Umum KPK.
"Tidak pernah Irvanto mengatakan itu, karena keponakan saya menyampaikan mau tanya mengenai penyerahan uang, maka saya minta 'clearkan' ke Fayakhun agar selesai saat itu. Irvanto mengatakan 'Tidak pernah terima, tidak pernah disuruh sama om saya dan tidak pernah Fayakhun sampaikan mau kirim uang', jadi saya tidak pernah tahu, lalu saya cepat-cepat mau berangkat," ujar Setnov.
Baca Juga: Setnov Ungkap Fayakhun Sempat Diminta Dicopot dari Komisi I DPR
Setnov juga mengaku bahwa ia tidak mengetahui ada aksi bagi-bagi uang oleh Fayakhun saat Rapimnas Golkar 2016 saat pemilihan dirinya sebagai Ketua Umum Golkar.
"Pak Fayakhun ini pelitnya bukan main, tidak ada bicara itu," kata Setnov sambil tertawa. Atas kesaksian itu, Fayakhun yakin memberikan uang ke Irvanto untuk Setnov.
"Memang saya meminta staf saya, Agus untuk menyerahkan uang 500 ribu dolar Singapura bukan untuk rapimnas, tapi momentumnya jelang rapimnas. Itu inisiatif saya saya punya uang lebih 500 ribu dolar Singapura, saya ingat itu niat saya semata-mata," kata Fayakhun. (Antara)
Berita Terkait
-
Setnov Ungkap Fayakhun Sempat Diminta Dicopot dari Komisi I DPR
-
Suap Proyek Bakamla, Setnov Akui Pernah Bertemu Fayakhun di Rumah
-
Foto Setnov di Rest Area Tol Purbaleunyi, Begini Penjelasan KPK
-
Setya Novanto Dapat Sel Mewah di Sukamiskin, Dirjen PAS Bantah
-
Soal Sel Mewah di Lapas Sukamiskin, Begini Langkah Dirjen PAS
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama