Suara.com - Kementerian Pertanian terus mengupayakan pengembangan lahan rawa pasang surut. Penerapan bioindustri padi terpadu diyakini dapat meningkatkan pemanfaatan lahan suboptimal tersebut.
Sistem Pertanian Bioindustri, yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, diharapkan bisa memperbaiki kondisi pertanian dan pangan di Indonesia saat ini dan masa datang.
"Akselerasi produksi saja tidak cukup. Hasil produksi perlu ditangani secara maksimal, termasuk biomasanya. Dengan demikian, pertanian bioindustri bisa dijadikan sebagai alternatif solusi bagi ketersediaan pangan secara berkelanjutan," ujar Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pacapanen), Risfaheri dalam keterangan pers, Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Risfaheri menyatakan, bioindustri padi memungkinkan rendemen dan kualitas beras giling yang dihasilkan berkualitas tinggi, disertai dengan produk samping yang juga bergizi dan bernilai ekonomi tinggi.
"Petani tidak hanya mendapat keuntungan dari penjualan beras, namun juga nilai tambah dari proses penggilingan padi dan berbagai proses pengolahan hasil samping padi tersebut," jelas Risfaheri.
Sebagai langkah awal, pada 4 Oktober lalu, BB-Pascapanen, secara resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk melaksanakan pilot project Model Pengembangan Bioindustri Padi Terpadu, di lahan rawa pasang surut. Pengembangan dilakukan di lahan seluas 1.800 ha, di Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Pilot project ini juga turut melibatkan PT Cimoni sebagai perusahaan lokal yang memproduksi mesin penggilingan padi.
Dukungan teknologi dari Balai Besar Litbang Pascapanen untuk pilot project ini terdiri dari satu set konfigurasi Auto-Pneumatic System Rice Milling Unit (AP-RMU) berkapasitas 1,5 ton/jam, dua unit mesin pengering gabah berbahan bakar pemanas sekam masing-masing berkapasitas 6 ton/muat, satu set proses produksi Pupuk Biosilika Cair; satu set proses produksi asap cair dari pembakaran sekam; dan satu set proses pengolahan bekatul.
Pangan dan Energi Berkelanjutan
Ketersediaan pangan dan energi secara berkelanjutan, menurut Risfaheri, merupakan tantangan terbesar di dunia saat ini. Era ekonomi berbasis bahan fosil dipercaya akan bertransformasi menjadi era bioekonomi yang mampu menghasilkan biomassa sebesar-besarnya untuk diolah menjadi pangan, pakan, energi, serat alami, serta beragam bioproduk lain secara berkelanjutan.
Baca Juga: Kementan: Beras Premium Indonesia Disukai Pasar Mancanegara
Salah satu potensi yang dimiliki dan terus dikembangkan pada skala lapang adalah dengan menciptakan bioindustri padi berdaya saing tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin, Ir. Syamsul Basri, yang turut hadir dalam peresmian pilot project tersebut, menjelaskan, proyek bioindustri padi ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang minta petani tidak menjual produksi padinya dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
"Padi diolah menjadi beras, supaya ada nilai tambahnya," ujarnya.
Saat meresmikan penggilingan padi di Mesuji, Lampung, 21 Januari lalu, Presiden Jokowi menghendaki nilai tambah ada di pihak petani yang sudah dengan susah payah memproduksi pangan. Mengutip pernyataan presiden Jokowi saat itu, Syamsul menyebutkan keuntungan yang didapatkan petani akan lebih besar, jika padi tidak dalam bentuk gabah kering panen (GKP), namun dijual setelah minimal dikeringkan dalam bentuk gabah kering giling (GKG), bahkan bila memungkinkan diolah menjadi beras.
Sementara itu, pengurus BUMDes Telang Mandiri Sejahtera, Hendrik Kuswoyo, menyampaikan, nilai tambah yang akan didapat petani dari bioindustri tidak hanya dari penjualan beras melalui peningkatan rendemen giling dan kualitas beras, namun justru dari olahan hasil samping dari penggilingan padi.
Hendrik menyatakan, sekam dapat digunakan sebagai energi pemanas pengeringan gabah, sementara abu sekamnya dapat diolah menjadi pupuk biosilika cair yang digunakan sebagai pupuk mikro tanaman padi.
Berita Terkait
-
Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Tradisional, Pemerintah Setop Impor
-
Operasi Pasar Besar-besaran! Kementerian Pertanian Siapkan 1,3 Juta Ton Beras
-
Skandal Beras Oplosan Rp100 T: Titiek Soeharto Murka, Janji Cecar Mentan di Senayan
-
Langgar Standar Mutu dan Takaran, 4 Produsen Beras Ternama Diperiksa Satgas Pangan?
-
Gelar Rapat Maraton Akhir Pekan, Mentan Kebut Swasembada Gula dan Hilirisasi Perkebunan
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus
-
Gempar Ciracas! Mahasiswi Ditemukan Tewas Mengenaskan di Indekos, Terduga Pelaku Masih Bawah Umur