Suara.com - Pergerakan Indonesia Maju (PIM) menyampaikan sejumlah aspirasi kepada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Aspirasi yang disampaikan merupakan sebuah konsep pikiran untuk menguatkan visi kebangsaan Indonesia tahun 2019-2024.
Ketua PIM, Din Syamsuddin menyampaikan bahwa telah terjadi deviasi, distorsi dan disorientasi sejak lama di Indonesia. Namun, menurut Din, belum ada yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
Din menjelaskan, PIM memperhatikan adanya watak bangsa yang tergerus oleh waktu sehingga tidak ada lagi daya juang yang menjadi modal dasar bangsa.
"Daya juang yang seharusnya menjadi modal dasar bangsa dan seharusnya ditransformasikan menjadi daya saing bagi daya-daya juang itu sendiri tergerus oleh waktu," jelas Din dalam acara Pergerakan Indonesia Maju di Hotel Grand Sahid Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2018).
PIM mengusulkan beberapa paradigma budaya maju yang perlu dimiliki bangsa Indonesia. Diantaranya mengedepankan kepentingan umum dan meninggalkan sikap intoleran.
"Maju dari kebiasaan mementingkan diri sendiri atau kelompok mengedepankan kepentingan umum dan kepentingan bangsa yang lebih luas," ujarnya.
"Maju dari budaya kekerasan dengan mengedepankan akal dari pada 'okol' dan menjadi bangsa yang beradab dalam menyelesaikan setiap persoalan."
Dalam acara tersebut, Calon Presiden Prabowo Subianto tidak didampingi oleh Cawapres Sandiaga Uno. Sedangkan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Maruf Amin berhalangan hadir dan diwakili Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Arsul Sani.
Baca Juga: Novel Bamukmin : Bu, Mau Masuk Surga? Minta Sama Prabowo Sandiaga
Berita Terkait
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
MBG: Niat Baik Tanpa Kontrol? Tragedi Keracunan Ratusan Siswa di Balik Program Makan Bergizi Gratis
-
Iklan Presiden Prabowo di Layar Lebar, Bioskop Jadi Panggung Politik?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil