Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan berpendapat pernyataan politisi Partai Demokrat, Andi Arief di Twitter sebagai pengingat untuk Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Untuk diketahui, Andi Arief menilai Prabowo tak serius menjadi presiden. Andi melihat itu dari cara Prabowo Subianto dalam berkampanye ke tengah-tengah masyarakat.
Menurut Syarief, pernyataan Andi Arief di Twitter sebagai masukan pada Prabowo agar makin maksimal dalam berkampanye di Pilpres 2019.
"Andi itu hanya mengatakan belum maksimal. Ya, jadi sisinya yang sebenarnya, yang positif itu ya, karena belum maksimal. Ya, memang belum maksimal, karena kan baru mulai," kata Syarief di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Syarief mengatakan, dalam masa kampanye yang panjang di Pilpres 2019, membuat Prabowo sengaja belum memaksimalkan kampanye politiknya. Dirinya berpendapat jika kampanye tak perlu dilakukan secara berlebihan di masa-masa awal seperti saat ini.
"Ini kan kayak lari maraton gitu lho. Kalau lari maraton itu, jangan awalnya tiba-tiba kecepatannya 500 kilometer per jam. Ya, begitu, belum sampai sudah mogok. Jadi sebenarnya, anglenya begitu," jelasnya.
Syarief pun menegaskan pernyataan Andi Arief hanya sebagai pengingat agar Calon Presiden nomor urut 02 tersebut dapat segera maksimal setelah masa awal kampanye berlalu. Sehingga ia menilai pernyataan Andi Arief tak perlu dibesar-besarkan dan tidak perlu diberi sanksi.
"Jangan terlalu diperlebar pesoalannya. Persoalannya sudah selesai. Kalau persoalannya hanya mengatakan tidak maksimal ya enggak apa-apa. Sampai situ aja, jangan punya asumsi yang jauh gitu," Syarief menandaskan.
Baca Juga: Salam Satu Jari di IMF-WB Bali, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional