Suara.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Ma'ruf Amin telah melaporkan adanya eksploitasi anak dalam kegiatan politik ke Bareskrim Polri.
Direktur Hukum dan Advokasi TKN, Ade Irfan Pulungan mengatakan laporan tersebut karena adanya temuan beberapa anak yang tengah memakai seragam pramuka dimobilisasi untuk meneriakkan yel ataupun slogan 2019 ganti presiden.
"Kami melaporkan adanya eksploitasi atau memanfaatkan anak untuk kepentingan politik. Di mana pada peristiwa itu adalah sekelompok anak dimobilisasi yang memakai baju seragam pramuka untuk meneriakan yel-yel atau slogan 2019 ganti presiden," ujar Irfan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2018).
Terkait laporan di kepolisian itu, Irfan menduga adanya mobilisasi terhadap keterlibatan anak-anak tersebut. Ia juga berharap pelibatan anak-anak tidak terjadi lagi kedepan.
"Kami menduga ini tidak mungkin spontanitas dilakukan oleh seorang anak, pasti ada yang mengarahkan dan mobilisasi. nah hal-hal seperti itu yang kita harapkan tidak terjadi karena anak itu kan merupakan generasi penerus bangsa. Jangan dibuat, jangan diberikan doktrin atau pemikiran yang negatif kepada dia karena mempengaruhi kepada psikologisnya kemudian juga kita dapatkan tentang sekelompok anak di sosmed itu mereka berpantun tetapi narasinya adalah negatif terhadap pemerintah akhir-akhir ini," kata dia.
TKN kata Irfan menilai sekelompok anak yang dimobilisasi dalam kegiatan tersebut telah melanggar undang-undang perlindungan anak. Pasal yang dilaporkan yakni Pasal 15a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Jangan dijadikan sebagai alat atau media untuk kampanye yang sifatnya negatif, karena mereka sendiri belum memahami tentang apa yang terjadi dan mereka juga bukan pada saat usia pemilih. Jadi anak-anak itu pada masih usia sekolah, kami berharap tidak dilibatkan dalam hal-hal yang sifatnya negatif, ataupun keterlibatan pada ada masalah," kata dia.
Irfan menuturkan berdasarkan catatan TKN, beberapa masalah keterlibatan anak terjadi pada masa kampanye di Pilpres 2019. Permasalahan tersebut telah dilaporkan pada Kamis (8/11/2018).
Pertama kata Irfan ditemukan adanya intimidasi atau doktrin kepada anak sekolah di SMA 87 Jakarta. Adapun kedua yakni mobilisasi anak sekolah berseragam Pramuka.
Baca Juga: Anggota ISIS Roboh Diterjang Timah Panas di Melbourne
"Yang ketiga, kami juga menemukan viral di sosial media sekelompok anak dimobilisasi untuk menyampaikan sebuah pantun pantun yang isinya semacam ujaran kebencian kepada Pak Jokowi atau kepada pemerintah," tutur Irfan.
Tak hanya itu, pihaknya juga menemukan foto-foto ataupun gambar-gambar yang terkesan negatif yang melecehkan simbol-simbol negara.
"Kemarin juga aksi demo, Jumat kemarin kita mendapati juga ada seorang anak melakukan orasi atau bersuara di atas mobil pemandu meneriakan yel-yel 2019 ganti presiden dan meminta kepada publik yang pada saat itu hadir untuk memilih pasangan memilih pasangan 02 dan tidak memilih pasangan 01. Hal itu tidak perlu terjadi jika kita semua yang terlibat dalam kontestasi pemilu ini bisa patuh taat pada aturan main yang ada," kata dia
"Ini seperti ini yang saya sampaikan ada foto, ini ini seorang anak viral dengan foto Presiden Jokowi, dituliskan atau dilukis ada kumis Ada jenggot, ada jambang dan ada parang disitu ini kan luar biasa, sebuah penghinaan," Irfan menambahkan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram