Suara.com - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01, Ma'ruf Amin mengungkapkan sebenarnya dirinya tak ingin menjadi cawapres mendampingi Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019.
Menurut Ma'ruf, ia lebih nyaman menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Saya sebenarnya tidak mau (jadi cawapres). Saya lebih nyaman jadi Rais Aam PBNU dan Ketum Majelis Ulama Indonesia. Tapi didorong oleh banyak pihak, oleh banyak ulama," ujar Ma'ruf Amin saat menghadiri acara peluncuran buku 'Arus Baru Ekonomi Indonesia' di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (13/11/2018) malam.
Ia pun mengakui banyak pihak yang menyebut dirinya seharusnya tak menjadi cawapres lantaran sudah berusia lanjut.
"Ada juga yang mengatakan pak kiai Ma'ruf Amin itu sudah tua. Saya bilang, siapa bilang saya masih muda. Nggak ada orang yang bilang saya masih muda, sudah tua saja mau jadi calon wakil presiden," kata dia.
Meski begitu, Ma'ruf Amin mengatakan, berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), kategori usia tua yakni usia 80 sampai 100 tahun. Oleh karena itu, ia mengaku dirinya belum masuk kategori usia tua.
"Data WHO, umur umur tua itu katanya dari mulai dari 80 sampai 100 tahun, kalau saya masih setengah baya. Jadi kalau itu saya belum tua sebenarnya, baru setengah baya," ujarnya lagi.
Ia pun membandingkan usia dirinya lebih muda dari usia Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad. Karena alasan itu, Ma'ruf Amin merasa siap menjadi cawapres mendampingi Jokowi.
"Ternyata saya belum tua, dibanding Mahathir Muhammad itu 93 tahun. Waktu saya ke Kuala Lumpur, perjanjian dengan Pak Mahathir, saya bilang betul juga ternyata saya masih muda. Lupa, Mahathir saja masih siap menjadi perdana menteri. Saya mah yang masih lebih muda harus siap jadi wakil presiden. Mudah-mudahan bisa bertugas dan membangun, menyiapkan, menguatkan, membuat landasan yang kuat supaya 2024 bisa lepas landas," tandasnya.
Baca Juga: Doa Adat Bagi 4 Jasad Korban Pembunuhan Sadis di Bekasi
Berita Terkait
-
Pembelaan Tim Jokowi Soal Diksi Buta dan Budek Ma'ruf Amin
-
PDIP Sebut Seluruh Pendukung Jokowi Dapat 'Coattail Effect'
-
Sodik: Sandiaga Lebih Cocok Disebut Santri Ketimbang Jokowi
-
Poster Jokowi Raja Jawa, Kubu Prabowo: Kami Tak Bisa Bikinnya
-
Maruf: Petinggi NU Memaafkan, Tapi Warga Punya Logika Sendiri
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian