Suara.com - Peserta Reuni 212 yang datang dari Yogyakarta mengenakan pakaian lurik dan blangkon khas Jawa serta membawa alat musik hadroh dan gamelan untuk berpartisipasi pada acara tersebut.
Ketua rombongan dari Jamaah Al Ghuroba Yogyakarta Ustadz Ihsan Abdusyari' menjelaskan di Jakarta, Minggu (2/12/2018), jamaahnya sengaja mengenakan lurik dan blangkon untuk menunjukkan identitas masyarakat Yogyakarta.
Pakaian khas Jawa yang dikenakan ini sangat berbeda dan kelihatan mencolok di antara peserta lainnya yang mengenakan baju koko atau gamis putih dan disertai dengan peci.
Alat musik berupa hadroh dan gamelan yang dibawa pun akan digunakan layaknya prajurit Kraton Yogyakarta yang berbaris dan beriring seraya memainkan alat musik. Bedanya, alat musik yang dibawa oleh Jamaah Al Ghurobah akan digunakan untuk menyenandungkan shalawat.
Rombongan Jamaah Al Ghuroba sebanyak 200 orang yang berangkat dari Yogyakarta menggunakan mobil dan sampai di Jakarta pada Sabtu (1/12) pagi.
Meski Jamaah Al Ghuroba tidak mengikuti aksi damai 212 pada 2016 lalu, Ihsan mengatakan kali ini hadir pada Reuni 212 dengan membawa semangat persatuan umat.
"Kita ingin mengangkat persatuan umat, sudah saatnya umat Islam di Indonesia membawa perubahan besar. Karena kita menunjukan kita bersatu itu akan memberikan kabar gembira untuk saudara-saudara kita di Palestina, di Suriah, di Khasmir, di Rohingya," kata Ihsan seperti dilansir Antara.
Menurut dia, umat muslim di Indonesia harus membantu menyelesaikan permasalahan agama yang berkaitan dengan Islam di dunia internasional.
Selain dari Yogyakarta, massa peserta Reuni 212 masih terus berdatangan dari berbagai daerah dari Jakarta maupun luar Ibu Kota memadati kawasan Monas dan Istiqlal hingga Minggu dini hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka