Suara.com - Polisi menemukan fakta baru terkait kasus pembunuhan terhadap seorang perempuan bernama Eka Rahma Aprilianti (24). Ternyata, Fajar Sigit Santoso (19), tersangka sempat menonton ketika polisi menggelar olat tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan mayat korban di kebun Dukuh Banjarsari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Fajar pun mengungkapkan alasan dirinya turut menyaksikan saat polisi menggelar olah TKP di ladang. Menurutnya, tindakan nekat itu dilakukan hanya untuk mengetahui apakah Eka sudah tewas atau belum.
"Hanya ingin tahu dia (Eka) sudah meninggal apa belum,” kata Fajar saat dihadirkan dalam rilis kasus pembunuhan Eka di Mapolres Boyolali, Senin (3/12/2018).
Selain itu, pemuda tersebut pun sempat mendatangi RSUD Pandan Arang Boyolali untuk melihat kondisi jenazah Eka. Dari tindakan nekatnya itu, Fajar akhirnya dibekuk saat berada di kamar mayat rumah sakit tersebut.
Setelah menghabisi nyawa korban, tersangka bahkan mengaku sempat nongkrong di Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) di dekat kediamannya. Hal itu dilakukan karena dirinya hendak mengawasi kegiatan masyarakat sekitar.
“Saya ke poskamling dulu melihat kegiatan bapak-bapak di sana,” imbuhnya.
Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi mengatakan dalam ilmu kepolisian, secara kejiwaan ada keinginan sebagian tersangka untuk melihat kembali orang yang sudah dibunuh.
“Makanya, tersangka ini balik lagi ke lokasi dan melihat jenazah dan aktivitas polisi melakukan olah TKP,” kata Aries seperti diwartawakan Solopos.com--jaringan Suara.com.
Polisi terpaksa menembak kaki Fajar karena berusaha lari saat ditangkap. Kasus ini terungkap setelag polisi menelusuri identitas tersangka melalui rekaman kamera pengintai atau CCTV yang terpasang di indekos korban di Surowedanan, Kecamatan Boyolali Kota.
Baca Juga: Serius Tangani Disabilitas, DPR Apresiasi Panti Sosial Mahatmiya Bali
“Dari rekaman CCTV itu kami mendapat petunjuk mengenai orang terakhir yang bersama korban yang tidak lain adalah tersangka. Saat itu tersangka menjemput korban dan kemudian pergi berboncengan. Dari situ kami mengamati jenis kendaraan dan nomor polisinya, lalu kami lacak kepemilikannya,” ujar Kapolres. (Solopos.com)
Berita Terkait
-
Tolong Remaja, Teddy Malah Ikut Tewas Tenggelam di Lava Bantal
-
Pembunuh Perempuan di Boyolali Dibekuk Saat di Kamar Mayat
-
Sayap Pesawat Kena Polisi, Pilot Amerika Serikat Dijerat Pasal 359 KUHP
-
Banyak Duit, Nikita Mirzani Dipastikan Mustahil Peras Mantan Suami
-
Manuver Setelah Jadi TSK, Nikita Mirzani Akhirnya Polisikan eks Suami
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram