Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengirimkan puluhan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa eskavator besar ke Provinsi Sumatera Selatan. Alat berat ini merupakan bantuan untuk dimanfaatkan dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI), di Kabupaten Banyuasin, Sumsel.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berpesan kepada Gubernur Sumsel, Kepala Dinas Pertanian Sumsel, serta segenap penegak hukum dan seluruh pemangku kepentingan, untuk menjaga dan mengawal program ini.
Hal ini disampaikan Amran saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Serasi di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/12/2018).
"Terimakasih pada gubernur, kita akan membangunkan lahan tidur. Hari ini kami kirim 22 eskavator besar dari Jakarta, nilainya kira-kira Rp 60 miliar. Tolong diamankan, dipantau, dikawal penuh, ini program khusus Pemerintah", pesan Amran.
Untuk tahap pertama, optimasi akan dilakukan terhadap sekitar 200 ribu hektar lahan.
"Kita mempunyai varietas baru yang cocok untuk daerah rawa. Dengan begitu akan bisa meningkatkan pendapatan petani", kata Amran.
Ke depan jika korporasi sudah berjalan, petani akan memiliki saham sebanyak 49 persen. Namun Amran memastikan seluruh harga gabah 100 persen milik petani. Petani akan memiliki tambahan pendapatan dari hilir, karena petani juga akan melakukan pengemasan hasil tani nya.
"Kalau di Sumsel ini optimasi lahan rawa pasang surut seluas 200 hektar jadi (berjalan), akan meningkatkan pendapatan Sumsel hingga Rp 12 triliun", pungkas Amran optimistis.
Satu Tahun Pemerintah Pusat Dukung Pembiayaan
Baca Juga: Raih Penghargaan dari KPK, Kementan Tegaskan Komitmen Pemberantasan Korupsi
Menyambung Amran, Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjend TP) Kementan, Sumarjo Gatot Irianto menyampaikan, proyek optimasi lahan rawa pasang surut dalam program Serasi akan dibiayai Pemerintah pusat.
"Di Kec. Muara Telang, Kabupaten Banyuasin saya sampaikan bantuan cukup diberikan selama 1 tahun pertama, begitu ya Pak Menteri?", ujar Gatot di hadapan Gubernur Sumsel dan peserta Rakor Serasi.
Setelah 1 tahun, lanjut Gatot, barulah secara perlahan dan bertahap dikelola secara mandiri melalui mekanisme usaha bersama kelompok petani dan gabungan kelompok petani (Poktan & gapoktan). Kemudian di tahun berikutnya terus bertransformasi menjadi korporasi, sehingga dikelola secara matang dengan perhitungan profit yang profesional.
"Pengembangan usaha bersama Poktan/gapoktan dengan skala 5 ribu hektar ini adalah cikal bakal menjadi PT sehingga dikelola secara profesional", imbuhnya.
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah pusat memberikan berbagai fasilitas mulai dari eskavator besar, eskavator kecil, traktor roda empat, RMU (mesin penggiling padi), pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.
"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk Alsintan dan alat berat, operator, dan narik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator", tegas Gatot lagi.
Berita Terkait
-
Pengiriman Alat Berat ke IKN Mulai Berkurang 40 Persen pada 2024
-
Hexindo Adiperkasa Penuhi Kebutuhan Industri Alat Berat
-
Netanyahu Blokir Bantuan Gaza Meski Gencatan Senjata: Krisis Kemanusiaan Memburuk?
-
Hexindo Adiperkasa Tegaskan Komitmen di Industri Alat Berat dengan Dua Unit Baru
-
Pasir Laut Pulau Pari Dikeruk Demi Pariwisata, Warga Murka
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra