Suara.com - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyarankan agar Calon Presiden Prabowo Subianto tak gampang memberikan pernyataan di media massa. Sebab, dia menilai pernyataaan Prabowo cenderung tak produktif dan bisa menjadi bumerang untuk menurunkan elektabilitasnya di Pilpres 2019 mendatang.
Hal ini disampaikan Emrus menanggapi pernyataan terbaru Prabowo yang memprediksi Indonesia akan punah kalau dirinya kalah dengan capres petahana Joko Widodo.
"Karna ucapan itu tidak produktif, justru dapat menimbulkan bumerang bagi Prabowo sendiri," kata Emrus dalam diskusi bertajuk 'Prabowo Kalah Indonesia Punah?' di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).
Emrus mengatakan bahwasannya pernyataan Prabowo soal Indonesia terancam punah hanya untuk memikat simpati dari pendukungnya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi masyarakat secara luas. Emrus menilai jika pernyataan Prabowo tak bisa dipertanggungjawabkan faktanya belum ada data yang menyebutkan Indonesia akan punah.
Meski begitu, Emrus mengaku tak tahu apakah pernyataan Prabowo itu dilakukan secara spontanitas atau memang sudah direncanakan.
"Kalau by design saya pikir sangat tidak produktif. Seharusnya tidak itu yang diucapkan, tetapi kalo itu spontanitas berarti keluar aslinya dia (Prabowo)," kata dia.
"Itu juga menunjukan bahwa ia tidak siap bersaing dengan program, kalau siap bersaing dengaan program tidak akan keluar itu," kata Emrus menambahkan.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto dalam Konferensi Nasional Partai Gerindra, Senin (17/12/2018) menyatakan Indonesia akan punah jika dirinya kalah dalam kontestasi politik di Pilpres 2019. Prabowo lantas meminta agar para pendukungnya tidak boleh kalah di Pemilu 2019.
Prabowo menjelaskan, kepunahan itu bisa terjadi karena sudah terlalu lama para elite berkuasa dengan langkah dan cara yang keliru dan kondisi itu telah menyebabkan tingginya ketimpangan sosial di Indonesia.
Baca Juga: Anies Bongkar Kenakalannya saat Masih Kecil
Tag
Berita Terkait
-
Tiba di Kediaman SBY, Ini yang Bakal Dibahas Prabowo
-
Disebut Marahi Ulama Hingga Gebrak Meja, Begini Reaksi Tim Prabowo
-
Sindir Pertemuan Prabowo-SBY, PSI: Bahas SBY Digebuki Waktu di Akmil?
-
PDIP Akui Elektabilitas Jokowi Kalah dari Prabowo di Banten
-
Elektabilitas Prabowo - Sandiaga Turun, Djoko: Tenang Saja
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor
-
Urai Penumpukan Roster CPMI Korea Selatan, Menteri Mukhtarudin Siapkan Langkah Strategis
-
KPK Kecolongan, Apa yang Dibocorkan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Korupsi Kuota Haji?
-
Bukan Program, Ini Arahan Pertama Presiden Prabowo untuk Menko Polkam Barunya
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu