Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritisi ucapan Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Maruf Amin saat ditanya alasan kesediaannya menjadi Cawapres mendampingi Capres nomor urut 01 Jokowi. Alasan Maruf Amin ialah karena Jokowi tidak pernah menculik hingga membunuh orang.
Ucapan Maruf Amin itu malah membuat Fahri Hamzah kecewa. Pasalnya, ucapannya Maruf Amin tersebut di luar ekspektasi Fahri Hamzah yang melihat posisi Maruf Amin sebagai kiai.
Menjadi salah satu kandidat Pilpres 2019 dengan berlatar belakang ulama, Fahri Hamzah mengharapkan sosok Maruf Amin bisa mengubah narasi keislaman di Indonesia menjadi lebih baik.
Namun Fahri Hamzah menilai kalau sosok Maruf Amin malah dijadikan sebagai senjata bagi petahana untuk menyerang kubu lawan yakni Capres - Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Tadinya saya kira pak kyai akan ditugaskan untuk memperbaiki narasi Islam yang kacau di bawah petahana..ternyata dipakai untuk menyerang pribadi lawan.... #PengamatPilpres2019," tulis Fahri Hamzah dalam akun Twitter pribadinya @fahrihamzah pada Minggu (30/12/2018).
Yang dimaksud Fahri Hamzah kalau Maruf Amin menyerang kubu lawan ialah karena diksi menculik hingga membunuh. Sebagai informasi, Prabowo sempat menjadi perbincangan hangat terkait dengan isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo pada 1998 lalu. Prabowo dituduh menculik aktivis saat masih aktif menjadi Panglima Kostrad.
Untuk diketahui, Maruf Amin mengungkap salah satu alasan dirinya mau menjadi Calon Wakil Presiden nomor urut 1 mendampingi Jokowi, alasannya adalah Jokowi selama menjadi presiden tak pernah menculik, menghina, ataupun membunuh orang.
Hal ini dikatakan Maruf Amin dalam acara doa bersama untuk korban bencana tsunami Selat Sunda, di Pondok Pesantren Malnu, Menes, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12/2018).
"Mana ada beliau (Jokowi) menculik orang, menganiaya orang, enggak pernah membunuh orang, enggak pernah," ujar Maruf Amin.
Menurutnya, Jokowi selama menjadi Presiden ke-7 RI selalu menerapkan kebijakan-kebijakan yang positif.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'