Suara.com - Amien Rais menyebut Cina akan kuasai Indonesia jika Jokowi menang bersama Maruf Amin di Pilpres 2019. Makanya Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional atau PAN itu ingin Jokowi - Maruf Amin kalah.
Amien bercerita diingatkan oleh seorang petinggi TNI berbintang empat saat Indonesia sedang diramaikan dengan Aksi Bela Islam. Dirinya diminta untuk memberikan pesan kepada anak-anak muda yang mengikuti aksi tersebut supaya tidak terpancing emosi dengan merusak fasilitas umum.
Pasalnya, petinggi TNI itu bilang kalau ada tentara Cina di Indonesia yang mengamankan jalannya Aksi Bela Islam.
"Ini bukan hoaks ini bisa dikutip. Jadi saya kalau ngomong ada dasarnya, bukan gendurowo bukan sontoloyo, mari kita tabok, ngga ada itu," kata Amien Rais dalam diskusi bertajuk 'Refleksi Malari Ganti Nakhoda Negeri' di Kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo - Sandiaga, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).
Saking tidak ingin melihat Jokowi kembali menang, Amien sampai melacak jejak rekam Jokowi di mesin pencarian Google. Amien Rais menemukan kalau tim pemenangan Jokowi - Jusuf Kalla sebelum berkampanye sowan ke Beijing untuk bertemu dengan Partai Komunis Cina.
Di sana tim kampanye Jokowi - JK diberitahu kalau Cina sedang membangun One Belt One Road (OBOR). OBOR itu ialah satu strategi pembangunan oleh pemimpin tertinggi Cina Xi Jinping yang fokus pada konektivitas dan kerja sama antara negara-negara Eurasia.
Jalurnya itu akan melalui Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur, Selat Malaka, Selat Sunda hingga Laut Merah Amsterdam.
Amien Rais mempercayai hal itu sebagai kebenaran. Hal tersebut dikarenakan ada tujuan kalau negara-negara yang akan dilalui jalur OBOR akan masuk ke dalam kekuasaan Cina.
"Ini bukan hoaks kita dikatakan bahwa Cina membuat negara yang dilewati inu supaya masuk ke perangkap Cina, akhirnya didikte diminta pelabuhannya ke mana-mana. Bahkan Pakistan sekarang komando ekonominya dipegang Beijing," ujarnya.
Baca Juga: Curahan Hati Istri Novel Baswedan untuk Presiden Jokowi
"Jadi ini (Jokowi) nggak boleh menang. Ini (kita) harus militan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Curahan Hati Istri Novel Baswedan untuk Presiden Jokowi
-
Baliho Kampanye Jokowi - Maruf Amin di Banten Dipaksa Bongkar
-
BPN Prabowo Tuding Jokowi Lakukan Banyak Kecurangan Jelang Pilpres 2019
-
Amien Rais: Om Joko Memang Senang Gembosi Oposisi
-
Amien Rais: Mafia di Zaman Jokowi Sudah Kerja Sama dengan Mafia Global
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Viral! Pamer Bukti Transfer Fiktif, Pengemudi Brio Kabur Usai Isi Bensin Rp200 Ribu di Ciputat
-
Akademisi Bongkar Dugaan Skandal Whoosh Era Jokowi: Proyek Molor, Anggaran Bengkak
-
BSN & Kemenkes Kembangkan SNI Smart Hospital untuk Wujudkan Layanan Kesehatan Cerdas
-
Rocky Gerung 'Semprot' Survei Prabowo-Gibran: Gibran Cuma Gunting Pita, Lembaga Survei Dibayar?
-
Kader PSI Berharap Bapak J Adalah Jokowi, Tapi Menkum Bocorkan Inisial JE
-
Adian Napitupulu 'Sentil' Proyek Whoosh: Bongkar Biaya Bengkak, Siapa yang Negosiasi Awal?
-
Profil Kimi Onoda, Menteri Termuda di Kabinet Jepang yang Jadi Sorotan
-
Dedi Mulyadi 'Semprot' Pabrik Aqua: Singgung Kecelakaan Maut dan Dugaan Manipulasi Pajak Air
-
Fakta Baru Pesta Seks Gay di Hotel Surabaya: Ada ASN, Guru hingga Mahasiswa!
-
Menteri Mukhtarudin: Bangun Ekosistem Terpadu untuk Pekerja Migran Indonesia