Suara.com - Hasil penelitian kelompok Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) menyatakan sebagian masyarakat Indonesia paham soal hak asasi manusia atua HAM. Namun mereka tidak setuju HAM untuk membela kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender.
Para peneliti P2D melakukan survei terkait tingkat pengetahuan kultur HAM di Indonesia. Survei tersebut melibatkan 2.040 responden dari 34 Provinsi di Indonesia baik desa maupun perkotaan. Metode yang digunakan stratified random sampling dengan margin of error sebesar 2,3 persen di tingkat konfiden 95 persen.
Survei itu dilakukan berdasarkan tiga indikator dasar yaitu pemahaman atau kognisi, sensibilitas atau kepekaan nurani, dan tindakan atau modus. Wawancara yang digunakan tatap muka dengan mendatangi tiap rumah dan pertanyaan langsung dibacakan.
Peneliti P2D sekaligus Dosen Sosiologi UNJ, Robertus Robet, mengatakan jika tingkat kognitif atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang pengertian HAM terbilang tinggi. Hal itu dikatakanya dalam acara diskusi di rumah makan Tjikini lima, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/1/2019).
"79 persen tahu apa itu HAM. Kalau kita lihat apakah dalam konstitusi kita sudah mengakomodasi HAM, 72 persen mengatakan sudah. Apakah menjamin HAM warga merupakan tugas negara? 91 persen menjawab iya. Artinya kesadaran individu soal HAM kuat," ujarnya.
Dia pun memaparkan lagi hasil penelitian yang dilakukan selama Oktober 2018 itu. Sebanyak 46 persen responden pun menyatakan bahwa HAM telah sejalan dengan tradisi kebiasaan di lingkungannya dan 41 persen menjawab agak sesuai.
Namun yang mencengangkan adalah banyak masyarakat Indonesia paham soa HAM namun tidak paham fungsi Komnas HAM. Hal itu terlihat dari angka perbandingan yang pihaknya dapati.
"62 persen tahu, 38 persen tidak. Apakah tahu tugas Komnas HAM, 85 persen tidak dan hanya 15 persen yang tahu," jelasnya.
Lebih lanjut, Sebanyak 51 persen responden tidak setuju dan 22 persen kurang setuju dengan keberadaan LGBT, lalu 77 persen pun menolak HAM karena terkesan pasang badan soal LGBT. Sementara itu sebanyak 31 persen responden setuju juga setuju soal hukuman mati dan 31 persen menyatakan agak setuju.
Baca Juga: 5 Gaya Liburan Vanesha Prescilla Pemeran Milea di Film Dilan 1991
Hal ini sangat beranding terbalik dengan sikap masyarakat soal HAM. Pasalnya 43 persen orang mengatakan HAM adalah hak untuk hidup dan 22 persen menjawab kebebasan memilih keyakinan dan agama, kesamaan di hadapan pemerintah dan hukum, mendapatkan pendidikan yang layak.
"Jadi mayoritas kita tahu apa itu HAM, apa itu hak hidup, tapi secara paradoktikal juga setuju hukuman mati," terangnya.
Kesimpulan yang mereka tangkap dari penilitain ini yakni masyarakat Indonesia sadar bahwa HAM itu penting. Namun menolak hak yang dijamin HAM yakni kebebasan Individu.
"Jadi HAM kita itu tumbuh dalam gagasan berkembang, akademik hadir, tapi dia tumbuh tanpa pendasaran normatif, tanpa disertai pengakuan hak individual," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Harga Telur Naik Gara-gara MBG, Mendagri Tito: Artinya Positif
-
Penyelidikan Kasus Whoosh Sudah Hampir Setahun, KPK Klaim Tak Ada Kendala
-
Fraksi NasDem DPR Dukung Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Lihat Perannya Dalam Membangun
-
Kemenhaj Resmi Usulkan BPIH 2026 Sebesar Rp 88,4 Juta, Ini Detailnya
-
Emak-Emak Nyaris Adu Jotos di CFD, Iron Man Jadi Penyelamat
-
Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2026 Turun Rp 1 Juta per Jemaah Dibanding Tahun Lalu
-
Bicara soal Impeachment, Refly Harun: Pertanyaannya Siapa yang Akan Menggantikan Gibran?
-
SETARA Institute: Pemberian Gelar Pahlawan untuk Soeharto Pengkhianatan Reformasi!
-
Whoosh Disorot! KPK Usut Dugaan Korupsi Kereta Cepat, Mark-Up Biaya Terendus?
-
Teka-Teki Penundaan Rakor Sekda Terungkap! Tito Karnavian Beberkan 2 Alasan Utama