Suara.com - Meski tampak tato kecil di leher bagian kiri, Tri Marzuki sangat khusyuk membacar Iqra dalam acara mengaji yang digelar Komunitas Sinau Ngaji Dinten Rebo Malam (Sindrom) setiap Rabu malam di Masjid Nur Hidayah, Sragen Tengah, Jawa Tengah. Tri sama dengan yang lain. Dia adalah anak punk yang memilih bertobat karena takut mati.
Iqra yang dibaca Tri masih jilid I. Ketika ada bacaan huruf hijaiah yang kurang pas, ia mengulang-ulang dan sambil tertawa sendiri. Hal itu pun membikin remaja lainnya ikut tertawa.
Tri jadi anak punk sejak masih duduk di kelas VIII SMP. Setelah lulus SMP, aktivitas ngepunk Tri semakin menjadi. Ia pernah tidak pulang sepekan saat pergi ke Bandung.
Bagi Tri, punk merupakan gaya hidup dengan solidaritas yang kuat. Telinga kirinya dilubangi, bahkan lubang telinganya sampai sebesar tutup botol minuman berenergi. Tri juga kecanduan tato. Awalnya, hanya tato kaki kiri kemudian merembet ke kedua kaki, tangan, dan sebagian badannya.
"Sekarang telinganya saya jahit. Kalau tatonya masih. Dulu juga mabuk-mabukan. Saya itu tersadar dan taubat setelah ingat mati," kata Tri seperti diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Rabu, pekan lalu.
Tri mengaku sempat ketakutan saat dalam kondisi mabuk. Dari ketakutan itu, dia pun lalu memilih bergabung dengan Komunitas Sindrom agar lebih banyak mendapatkan ilmu-ilmu agama.
"Dalam kondisi mabuk itulah, saya bisa menangis. Bahkan sampai pulang pun masih menangis karena tiba-tiba ingat mati dan takut mati dalam kondisi mabuk. Bayangan mati itu terus membayangi hingga akhirnya saya menghubungi Mas Linggar,” kisah Tri
Linggar mengajak Tri masuk ke Komunitas Sindrom belum lama ini. Sejak masuk di Komunitas Sindrom, Tri merasa nyaman dan akhirnya betah mengaji di komunitas itu.
Linggar pun baru enam bulan bergabung di komunitas yang dibentuk jebolan anak punk asal Gabugan, Tanon, Sragen, Anggar Triyono atau Anggar Melodi pada pertengahan Mei 2018 lalu.
Baca Juga: Gerindra Bantah, Sebut Ajat Sudrajat yang Dijatuhi Sanksi DKPP Bukan Kader
Linggar juga seperti Tri. Linggar dan Tri sama-sama aktif di komunitas vespa kemudian jadi anak punk. Kedua kaki Linggar juga penuh tato. Demikian pula kedua tangannya. Linggar mengaku pernah ikut terlibat dalam peredaran pil koplo, mabuk-mabukan, dan lainnya. Namun semua itu dia tinggalkan setelah bertaubat.
"Saya tersadar saat sendirian dan berpikir hidup ini mau ke mana. Saat bergabung dengan kelompok Mas Anggar Melodi, beliau selalu bercerita tentang kebesaran Allah dan mati. Sejak itulah, saya tergiring masuk di Komunitas Sindrom ini," ujarnya sebelum mengaji Iqra jilid I.
Linggar dan Tri kini bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil di dekat rumah mereka. Kedua pemuda itu kini tak lagi menjadi anak punk kendati ciri khas tato mereka masih melekat.
Tak Perlu Hapus Tato
Tato yang dimiliki anggota jemaah Komunitas Sindrom itu justru dimanfaatkan sebagai sarana dakwah kepada anak-anak punk yang belum sadar.
"Tato itu jadi nilai tambah ketika masuk dan berdakwah mengajak teman-teman punk yang juga bertato. Jadi tidak perlu dihapus,” kata pendiri Komunitas Sindrom Sragen, Anggar Melodi.
Berita Terkait
-
Perang Anak Punk, Ridwan Tewas dengan Telinga dan Jari Terpotong
-
Dijemput Pria Berkepala Plontos, Ridwan Tewas dengan Kuping dan Jari Putus
-
Tewas Dihantam Conblock, Anak Punk Surabaya Ternyata Dibunuh Komunitas
-
Anak Punk Tewas Dikeroyok Dilempar Batu setelah Nonton Persebaya vs PSIS
-
Selama Asian Games, Palembang Singkirkan Sementara 'Anak Punk'
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre