Suara.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai mengancam kota-kota besar di Indonesia. Tak hanya di DKI Jakarta, DBD juga mulai merambah ke Botabek, Bandung, Jawa Barat, hingga kota besar lain di Pulau Jawa.
Pada Januari ini, tiga wilayah di Jakarta, misalnya, sudah masuk fase waspada DBD. Ketiga wilayah tersebut adalah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan, fase waspada DBD tersebut dipengaruhi oleh peningkatan curah hujan dan perubahan iklim.
Pada Februari dan Maret 2019, menyusul ketiga wilayah tadi, seluruh wilayah DKI Jakarta akan masuk dalam kategori waspada DBD.
"Kejadian DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau beberapa minggu setelah musim hujan awal tahun 2019. Hal ini membuat seluruh wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada pada Februari dan Maret," tambahnya.
Menurut data Dinas Kesehatan DKI, pada 1 Januari - 31 Desember 2018, tercatat 2.947 kasus DBD di DKI Jakarta. Adapun Insidence Rate (IR) tercatat 28,15/100.000 penduduk dengan dua kematian (case fatality rate/CFR 0,07 persen).
Berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, awal 2019, khususnya Januari, tercatat ada 111 kasus DBD (IR 1/100.000 penduduk).
Jika merujuk pada data-data peningkatan DBD, maka kini kawasan Tangerang, Bekasi, Depok, Sukabumi, bahkan Banjarmasin dan Pekanbaru, sudah mengalami peningkatan kasus DBD.
Perlu Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pada kesempatan yang sama, Widyastuti juga mengungkapkan, prediksi yang diberikannya ini merupakan early warning system, yang diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman DBD.
Pihaknya juga telah mengirimkan surat edaran yang mencantumkan sosialisasi untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larvasidasi (pemberantasan jentik nyamuk), pelaksanaan fogging, dan hal terkait lainnya. Surat edaran ini telah diteruskan kepada para wali kota, camat, lurah, dan kader jumantik (juru pemantau jentik) untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Menurut Widyastuti, masyarakat bisa turut berpartisipasi menekan kasus DBD dengan meningkatkan kebersihan di sekitar kawasan tempat tinggalnya. Pelaksanaan fogging juga disarankan.
Jika ada warga yang mengalami demam tinggi selama lima hingga tujuh hari, Widyastuti menyarankan agar segera memeriksakan diri. Pihaknya juga telah mengimbau rumah sakit dan puskesmas untuk siaga dan menerima pasien.
Penyakit DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Jenis ini akan berkembang biak dengan cepat, terutama di musim penghujan seperti saat ini. Peningkatan curah hujan dan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan aedes aegypti.
Menangkal Nyamuk di Rumah
Berbagai cara dapat dilakukan untuk membasmi nyamuk dari rumah. Salah satunya dengan air purifier atau penjernih ruangan, yang sekaligus berfungsi sebagai penangkap nyamuk.
SHARP Plasmacluster Air Purifier dengan Mosquito Catcher bisa menjadi pilihan untuk melindungi keluarga Anda. SHARP Plasmacluster Air Purifier dapat berfungsi sebagai penjernih udara dan penangkap nyamuk yang bebas racun, sehingga tidak berbahaya bagi manusia, dan aman untuk buah hati Anda.
Berita Terkait
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Anti Boncos! Ini 3 Link Aktif serta Trik Ampuh Berburu Saldo DANA Kaget Awal September
-
Jawa Barat Darurat DBD! Kasus Tertinggi Nasional, Kematian Mengintai: Apa yang Harus Dilakukan?
-
Bukan Cuma Murah, Ini 9 Motor Bekas yang Bikin Kamu Bebas Khawatir Biaya Perawatan
-
DBD Mengintai! Tasya Kamila Ajak Orang Tua Lakukan Hal Ini untuk Lindungi Keluarga
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Darurat Informasi Cuaca: DPR Nilai BMKG Telat, Minta 'Jurus Baru' Lewat Sekolah Lapang
-
'Tak Punya Tempat Curhat', Polisi Beberkan Latar Belakang Psikologis Pelaku Bom SMA 72 Jakarta
-
Roy Suryo Bantah Edit Ijazah Jokowi: Yang Seharusnya Tersangka Itu Orangnya
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah
-
Bukan Cuma Kapal, Ini Daftar Armada Basarnas yang 'Terparkir' Akibat Anggaran Dipangkas Rp409 M
-
Detik-detik Mencekam Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Terlihat Tenang Saat Eksekusi