Suara.com - Chicago menjadi salah satu daerah di Amerika Serikat yang cukup padat penduduknya. Warga Chicago sangat tahu bagaimana menjaga segala sesuatunya bisa bergerak di kala cuaca berubah menjadi sangat dingin.
Namun apa yang terjadi di saat cuaca benar-benar dingin hingga membeku. Untuk berkeliling pun menjadi lebih sulit.
Ketika itu terjadi, orang-orang yang menjaga agar kereta komuter di Windy City, Chicago bisa tetap berjalan di tengah dingin yang membeku memiliki ide ekstrem. Ya, mereka membakar rel kereta. Api terlihat menyembur dari jalur kereta komuter yang dikelola Metra Chicago pada Selasa (29/1/2019).
Dikutip dari CNN, juru bicara Metra Chicago, Michael Gillis mengatakan, nyala api sebenarnya berasal dari pemanas umpan gas yang bekerja di sepanjang rel untuk menjaga agar jalur rel kereta tetap hangat. Metra juga menggunakan sistem pemanas tubular dan blower udara panas untuk memanaskan lintasan dingin.
"Kapan saja di bawah titik beku, gunakan ini," kata Gillis, yang menyebut sistem kereta api lain di Amerika Utara juga menggunakan sistem serupa.
Mengapa lintasan kereta bisa dipengaruhi oleh cuaca dingin yang begitu ekstrem?. Dalam beberapa kasus, trek mengalami apa yang disebut 'pull-aparts'. Jenis kerusakan rel ini terjadi ketika dua rel terpisah pada sambungannya. Dingin yang ekstrem menciutkan logam dan rel secara harfiah terpisah satu sama lain, demikian penjelasan Metra dalam posting Instagram baru-baru ini. Dengan memanaskan lintasan dengan api dapat memperluas logam hingga kedua rel dapat disatukan kembali.
Titik sakelar rel kereta api juga bisa tersumbat oleh es dan salju dalam kondisi di bawah nol derajat, sehingga sistem pemanas digunakan untuk membuka sumbatan itu.
Kru pemeliharaan menyalakan pemanas dengan tangan dan dapat mengontrol aliran gas, kata Metra. Anggota kru, yang bekerja dengan shift 12 jam, tetap berada di area ketika sistem pemanas digunakan sehingga mereka dapat memantau api.
Baca Juga: Ustadz Arifin Ilham Pulang Pakai Jet Pribadi Pengusaha Misterius
Beberapa ikatan kereta api kadang-kadang rusak oleh panas, tetapi metode ini jauh lebih aman daripada yang digunakan sistem kereta api untuk melelehkan jalur beku. Kru sebelumnya menggunakan pot berisi minyak tanah, menancapkannya di ruang di antara ikatan trek dan menyalakannya dengan tangan.
Berita Terkait
-
Trump akan Bertemu Kim Jong Un Akhir Februari, Lokasinya Masih Rahasia
-
Nike Dituduh Hina Islam karena Bikin Lafal Allah di Alas Sepatu
-
AS Dakwa Huawei Lakukan Penipuan Bank dan Curi Rahasia Dagang
-
Panasnya Perang Dagang AS - China Jadi Stimulus Apple Kembangkan Bisnis
-
Honda Bermitra untuk Mobil Kampus
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
-
Pemerintah Bangun 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Mulai Bulan Ini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!