Suara.com - Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di era pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai berhasil dan tidak pernah terjadi lagi bencana dalam skala besar dan asap lintas batas negara. Presiden Jokowi juga dinilai mampu meningkatkan langkah koreksi dan kebijakan berani.
Hal ini dikemukakan Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.
"Harus diakui bahwa di era Jokowi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berhasil ditangani dan tidak pernah terjadi lagi bencana skala besar dan asap lintas batas negara," katanya, saat menjawab pertanyaan pers, di Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Menurutnya, hukum lingkungan di era pemerintahan Jokowi ini benar-benar ditegakkan secara konsisten.
"Karhutla memang masih terjadi pada 2016 sampai sekarang, namun tidak pernah lagi separah tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan jumlah hotspot atau titik panas pun tidak banyak terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Bambang.
Hal tersebut diungkapkan Bambang untuk menjawab sekaligus meluruskan pernyataan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Azhar Simanjuntak yang menyebutkan Capres 01 Jokowi telah berbohong terkait penegakan hukum lingkungan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Debat Kedua Capres, di Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.
Pernyataan soal karhutla yang dikemukakan Jokowi saat itu tidak bisa diungkapkan secara utuh, akibat terbatasnya waktu. Faktanya, karhutla dalam skala besar memang tak pernah terjadi lagi dalam tiga tahun terakhir.
Bambang menyebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, juga dinilai berani menindak para pelaku kejahatan lingkungan, termasuk karhutla. Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir, penegakan hukum lingkungan diberlakukan tegas, asap lintas batas nyaris tidak ada lagi, bencana asap secara masif seperti tahun-tahun sebelumnya juga tidak ada. "
"Pak Jokowi tidak berbohong soal karhutla ataupun hukum lingkungan, karena faktanya ada semua, dirasakan kita semua. Waktu dua menit tidak akan cukup menjelaskan, sehingga penggalan kalimat menimbulkan banyak pertanyaan dan tanggapan yang seharusnya tidak perlu," kata Bambang.
Baca Juga: Menkopolhukam dan KLHK Gelar Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan
Berdasarkan data Kementerian LHK, luas karhutla menurun drastis. Pada 2015 ada 2,6 juta ha terbakar, namun setelah terjadi langkah koreksi besar-besaran yang dipimpin langsung Presiden Jokowi, luas areal terbakar tahun 2016 turun menjadi 436,3 ribu ha dan tahun 2017 turun menjadi 165,5 ribu ha.
Indikator karhutla dalam bentuk hotspot juga menurun drastis, dari 70.971 hotspot di tahun 2015, jumlah hotspot bisa ditekan hingga hanya 9.245 di 2018. Penurunan hotspot ini hampir 85 persen.
Berita Terkait
-
Saat 'Luka Bakar' Gambut Sumatra Selatan Coba Disembuhkan Lewat Solusi Alam
-
Guru Besar IPB: Petani Dituntut Taat Kebijakan, Tapi Bantuan Benih dan Pupuk Masih Jauh dari Cukup
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
-
Upaya Pemadaman Karhutla di Ogan Ilir
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf