Suara.com - Puisi berisi doa Munajat 212 yang dibacakan oleh Wakil Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Neno Warisman menuai kontroversi. Puisi yang dibacakan saat Malam MUnajat 212 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019) ini dinilai telah mengancam Tuhan.
Dari salah satu penggalan puisi, Neno menyebut bahwa jika capres pilihan ijtimak ulama yakni pasangan capres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga tidak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden maka tidak aka nada lagi yang menyembah Tuhan.
“Karena jika Engkau tidak menangkan kami khawatir Ya Allah, kami khawatir Ya Allah, tak ada lagi yang menyembah-Mu, ya Allah," demikian isi kutipan doa Neno.
Puisi Neno ini pun menuai polemik. Banyak tokoh besar yang memberikan komentar pedas terhadap puisi Neno itu. Siapa saja mereka? Berikut rangkumannya untuk anda.
1. Gus Muwafiq
Kiai Kondang asal Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq atau kerap disapa Gus Muwafiq mengkritik penggalan puisi yang dibacakan salah satu pencetus gerakan #2019GantiPresiden. Gus Muwafiq menilai sandiwara Neno terlalu berlebihan.
“Serem saya membayangkannya, ‘Kalau sampai tidak kau menangkan kami, maka aku khawatir tidak ada lagi yang menyembah-MU’. Acting (bersandiwara) boleh, tapi jangan begitu berlebihan,” kata Gus Muwafiq dalam sebuah video.
2. Robikin Emhas
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas juga turut memberikan tanggapan mengenai puisi Neno. Menurutnya, menyamakan Pilpres 2019 dengan Perang Badar yang terjadi di zaman Rasulullah adalah sebuah kekeliruan.
Baca Juga: Ramai-ramai Sindir Puisi Neno Warisman, Warganet: Tuhan Kok Diancam
"Mengandaikan pilpres sebagai perang adalah kekeliruan. Lalu atas dasar apa kekhawatiran Tuhan tidak ada yang menyembah kalau capres-cawapres yang didukung kalah? Apa selain capres-cawapres yang didukung bukan menyembah Tuhan, Allah SWT?” kata Robikin.
“Tak usah berusaha mengukur kadar keimanan orang. Apalagi masih terbiasa ukur baju orang lain dengan yang dikenakan sendiri,” imbuh Robikin.
3. Abdillah Toha
Salah satu pendiri Partai Amanat Nsional (PAN) Abdillah Toha mengkritisi puisi yang dibaca oleh Neno. Abdillah menilai, pernyataan Neno dalam puisinya bermaksud bahwa selain pendukung 212 merupakan kategori orang kafir.
“Mengultimatum Allah. Manusia seperti perempuan ini menganggap semua kita yang diluar 212 termasuk NU, Muhammadiyah, dll sudah masuk kategori kafir," Kata Abdillah
4. Abdul Kadir Karing
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik