Suara.com - Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR) menilai maraknya calon anggota legislatif (caleg) dari kalangan rakyat bawah dengan modal cekak akibat gagalnya sistem kaderisasi partai politik.
Manajer Pamantau JPPR, Alwan Ola Riantoby mengatakan, para caleg dari kalangan bawah, akhirnya dikorbankan untuk mengisi kuota pencalonan di parpol yang masih kosong.
"Hanya memenuhi kuota partai politik aja. Satu jadi korban, kedua kegagalan partai politik untuk melakukan pengaderan di internal partai sehingga tidak ada calon lain jadi asal main comot aja," ujar Alwan di CFD Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).
Para caleg kalangan bawah, kata Alwan, juga minim melalukan kampanye lantaran keterbatasan modal. Tak heran, jika pemilih masih buta tentang latar belakang caleg.
"Bahasa kita, kita juga tidak mau caleg kita, seperti kita beli kucing dalam karung," ujarnya.
Hal tersebut seharusnya sudah dilakukan penyaringan melalui partai politik. Namun, kenyataannya caleg hanya sekadar memenuhi persyaratan administrasi membuat parpol abai.
"Nah, ini kan mestinya harus disaring. Partai politik kan melakukan proses penjaringan jadi calon tentu punya kriteria masing-masing. Ini terbukti, sampai dengan saat ini, banyak juga caleg yang tidak melalukan kampanye karena hanya sebatas memenuhi syarat administratif pada saat sudah di DCT tidak melakukan kampanye," ujar Alwan.
Menurutnya, majunya masyarakat kalangan bawah yang ingin menjadi caleg tidak terlepas dari peran parpol dalam merayu dan menyokong pendanaan.
"Makanya bagi kita sudah lah jangan mengedepankan hal-hal yang administratif, formalitas bagi parpol. Itu hal yang sangat menyedihkan," jelasnya.
Baca Juga: Selamat! Putra Bungsu Bambang Trihatmodjo Resmi Menikah
Berita Terkait
-
Tekan Angka Golput, Koalisi LSM Bikin Posko Lapor Hak Pilih
-
Nyaleg, Angel Karamoy Malu-malu Akui Didukung Jose Purnomo
-
Hamdi Muluk Sebut Lembaga Survei Bantu Publik Tentukan Pilihan Saat Pemilu
-
KPU Sebut Keberadaan Lembaga Survei di Pemilu 2019 Membantu Masyarakat
-
Jelang Pencoblosan, Banyak Caleg di Pemilu 2019 Datang ke Makam Ki Marogan
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Siswi MTS Cipayung Gantung Diri Akibat Bullying, Menteri PPPA: Anak Butuh Ruang Aman untuk Curhat
-
5 Fakta Dugaan Skandal Panas Irjen Krishna Murti dan Kompol Anggraini Berujung Mutasi Jabatan
-
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Warganet Usul Tim BGN Berisi Purnawirawan TNI Diganti Alumni MasterChef
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera