Suara.com - Di era digital sekarang ini, piringan hitam alias vinyl dan kaset pita masih cukup diminati para penikmat musik. Bahkan, kaum milenial mulai banyak yang berburu vinyl di kios barang antik yang terletak di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat.
Melihat peluang ini, Dianto (58), pemilik kios Mini Galery Nusantara bahkan mengaku memiliki pelanggan dari kalangan anak muda. Lelaki berambut gondrong ini sudah menggeluti bisnis penjualan vinyl dan kaset pita sejak 2010 lalu.
Dalam kios yang memiliki lebar ruangan 2 meter x 3 meter itu, koleksi dari piringan hitam, kaset pita dan poster tersusun dengan rapi. Untuk menarik pelanggannya, Dianto kerap memutar musik-musik lawas dengan pemutar kaset.
"Anak muda cukup banyak yang cari piringan hitam, biasanya mereka hunting ke sini untuk referensi musik," ujar Dianto saat ditemui Suara.com, Jumat (15/3/2019).
Setidaknya, Dianto memiliki seribu kaset vinyl dan lima ribu kaset pita di kios tersebut. Genre musik dari kaset fisik yang dijual Dianto adalah keroncong, pop dan rock di tahun 60 - 80an. Hampir 50 persen lebih musik dari Indonesia. Bahkan, album band legendaris Koes Plus cukup komplit dijual di kios ini.
Menurutnya, karena jumlahnya terbatas dan peminatnya lagu dari kaset vinyl semakin meningkat, harga jual dari piringan hitam ini turut melesat.
Dianto menjual untuk satu piringan hitam berkisar dari harga Rp 100 ribu sampai Rp 1,5 juta. Sedangkan kaset pita yang ada di kios ini dijual mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 500 ribu.
Untuk piringan hitam sendiri album Koes Bersaudara dijual Dianto dengan harga Rp 1,2 dengan kondisi cukup apik.
"Makin ke sini yang cari lumayan, harganya juga mulai tinggi biasanya kalau dulu beli Rp 200 ribu sekarang bisa dijual Rp 500 ribu untuk kaset pita, tapi piringan hitam bisa sampai harga Rp 1,5 jutaan," tambahnya.
Baca Juga: Rilis Sneakers Eagle X Rizky Febian, Ini Cerita Serunya
Pembelinya pun cukup beragam dari anak muda sampai turis mancanegara. Namun, Dianto mengaku turis mancanegara lebih banyak mencari jenis musik dari Indonesia.
"Biasanya orang yang beli kaset di sini kebanyakan disimpen bukan dijual, itu yang buat mahal karena produksinya sudah tidak ada sekarang," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting
-
BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Komitmen Pemerintah Dalam Program 10 Ribu Hunian Layak Bagi Pekerja
-
PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
-
Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil