Suara.com - Komplotan perampok asal Rusia yang berseragam jas hujan warna hijau ternyata sering menyasar sejumlah gerai pertukaran uang atau money changer di Bali sebagai sasarannya. Dari catatan kepolisian, para pelaku ternyata merampok money changer di Jalan Nakula Kuta dengan kerugian 1 miliar dan di Jalan Pantai Balangan sebesar Rp 390 juta.
Kapolresta Denpasar Kombespol Ruddi Setiawan mengatakan dari hasil penyelidikan terkait maraknya aksi perampokan money changer, pelaku diduga orangnya sama. Sama halnya dengan aksi perampokan di money changer di Jalan Nakula Kuta, pelaku turut mengikat dan menyumpal mulut korban dengan lakban.
Berdasarkan hasil penyelidikan, kata Kombes Ruddi, pihaknya mengidentifikasi ciri ciri pelaku mirip warga negara asing. “Setelah kami cek rekaman CCTV pelakunya ada bermata biru, dan ini kami kembangkan terus penyelidikan,” kata Ruddi seperti dilansir dari Beritabali.com--jaringan Suara.com, Kamis (21/3/2019).
Dengan kecepatan tim gabungan yang dibentuk 4 bulan lalu, pihaknya berhasil melacak keberadaan pelaku yang kembali beraksi di Money Changer MBC PT. Bali Maspin Tjinra di Jalan Pratama Nomor. 36, XY, Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Selasa (19/3) dini hari lalu.
“Kalau kami lihat berdasarkan hasil penyelidikan pelaku ini beraksi di Jalan Nakula dan Balangan (Pantai Balangan). Masih kami dalami,” tegasnya.
Para perampok asal Rusia ini kata Kombes Ruddi diduga orang-orang terlatih. Pasalnya, dari penggeledahan di rumah kos Alexie di jalan Pasir Putih nomor 10B Kedonganan Kuta, pihaknya menemukan ada alat boxing untuk bela diri.
“Di kos ada alat boxing untuk beladiri dan otomatis pelaku ini sudah terlatih dengan bela diri,” ujarnya.
Terkait adanya dugaan keterlibatan orang lokal, Kombes Ruddi mengatakan sejauh penyelidikan tidak ditemukan keterlibatan orang lokal. Sedangkan para pelaku ini beraksi dengan menggunakan mobil yang disewa.
“Satu pelaku lagi masih kami kejar. Kalau si Jos (Georgeii Zhukov, red) sudah 6 tahun di Bali dan sering bolak balik ke Bali,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Satria, Santri Abal-abal yang Doyan Mengutil di Masjid dan Ponpes
-
Gasak Rp 900 Juta di Money Changer Bali, WN Rusia Ditembak Mati
-
Tusuk Penumpang di Halte Busway, Keluarga Sebut Sudirman Sakit Jiwa
-
Dilaporkan ke Polisi, Nikita Mirzani Justru Terhibur
-
Dendam Lama, Geng 3 Serangkai Bacok Anggota Musuh hingga Tangannya Putus
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu