Sesampainya di masjid daerah Pakuranga, Sato melihat banyak kembang dan kartu ucapan belasungkawa di sana. Dia pun memutuskan pergi ke pusat kota tempat berlangsungnya aksi.
Untuk sampai ke sana, kakek 95 tahun ini harus ganti bus beberapa kali lagi. Tapi dia tak mengeluh.
"Naik bus lebih mudah daripada jalan kaki. Paling tidak sepatuku tidak rusak," ujarnya seraya tersenyum.
Masih menurut sumber ABC News, sepanjang perjalanannya ini, Sato mengaku mendapat banyak bantuan dari orang lain. Sebuah foto menunjukkan bagaimana Sato dituntun oleh dua pria, salah satunya polisi, saat menuju lokasi demo.
Seorang polisi sempat memberinya air minum dan bahkan mengantarnya pulang ke rumah. Sehingga dia tak perlu lagi mengejar bus berkali-kali.
"Polisi itu mengantarku pulang, menunggui hingga saya mencapai tangga," ujarnya.
Dia merasa tragedi Christchurch justru mendorong timbulnya rasa kemanusiaan bagi banyak orang.
Menurut keterangan yang disampaikan ke RNZ, Sato direkrut jadi tentara Selandia Baru untuk melawan Jepang saat masih muda. Dia salah satu dari dua warga keturunan Jepang dalam dinas militer negara ini saat itu.
Pengalaman perang, katanya, membuat dia menyadari betapa sia-sianya menghabiskan hidup yang pendek ini dengan segala kebencian.
Baca Juga: KPU Senang MUI Mau Fatwa Haram Golput di Pemilu 2019
Berita Terkait
-
Rumah Aktivis Austria Digeledah Terkait Penembakan Masjid di Selandia Baru
-
Usai Penembakan, Polisi Wanita di Selandia Baru Kenakan Hijab Saat Bertugas
-
Masjid di AS Diduga Dibakar, Ada Jejak Grafiti Penembakan Selandia Baru
-
Majelis Muslim Prancis Gugat Facebook Karena Video Teroris Selandia Baru
-
Menlu Retno Puji PM Selandia Baru Soal Respons Penembakan di Masjid
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah