Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Iran, yang akan menargetkan sektor ekonomi mereka yang belum terkena sanksi sebelumnya, kata pejabat pemerintah senior Trump kepada wartawan, Senin.
Pejabat tersebut menuturkan bahwa pemerintah berencana menindaklanjuti sanksi baru saat memperingati setahun mundurnya AS dari kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia, yang diumumkan Presiden Donald Trump pada Mei lalu.
"Kami hanya ingin efek menakutkan berlanjut," ujar pejabat itu seperti dikutip dari Reuters.
Trump pada Mei tahun lalu mengumumkan bahwa AS mundur dari kesepakatan internasional 2015 yang dirancang untuk menghentikan kemampuan Teheran membuat senjata nuklir. Ia juga memerintahkan agar sanksi diberlakukan kembali terhadap Iran.
Kesepakatan tersebut, yang disetujui AS, Prancis, Inggris, Jerman, Rusia, China dan Iran, berupaya mencegah Iran mengembangkan bom nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi yang melumpuhkan ekonomi mereka.
Pejabat, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan pemerintah berharap dapat mengambil sejumlah langkah baru dalam beberapa pekan ke depan.
"Semakin banyak yang dapat kita lakukan saat peringati kesepakatan itu, semakin baik," kata dia, seraya menambahkan bahwa butuh waktu untuk memasukkan sanksi semacam itu dan Departemen Keuangan sedang mengupayakannya.
Salah satu alat yang digunakan AS termasuk sanksi impor minyak dari Iran. Washington memberikan keringanan terhadap delapan pelanggan minyak Iran, namun itu bersifat fleksibel.
Pejabat tersebut mengatakan AS bisa tidak memberikan keringanan tersebut sama sekali. "Saya rasa, itulah tujuan kita," katanya.
Baca Juga: Badai dan Hujan Es Terjang Himalaya, 29 Warga Nepal Tewas
Mengurangi jumlah keringanan tersebut akan membatasi ekspor minyak dari Iran, produsen terbesar ke empat OPEC. AS menetapkan target sebelumnya untuk memangkas ekspor minyak Iran hingga ke level nol, dan pejabat tersebut mengatakan bahwa tujuan tersebut tidak berubah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Bukan Cuma Kapal, Ini Daftar Armada Basarnas yang 'Terparkir' Akibat Anggaran Dipangkas Rp409 M
-
Detik-detik Mencekam Ledakan Bom di SMA 72 Jakarta Terungkap, Pelaku Terlihat Tenang Saat Eksekusi
-
Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Roy Suryo Tuntut Keadilan dan Singgung Nama Silfester Matutina
-
Jadi Pembicara Kunci di COP30 Brasil, Sultan Baktiar Najamudin Tawarkan Gagasan Green Democracy
-
TOURISE 2025 Dibuka di Riyadh: Menteri Pariwisata Arab Saudi Bicara Inovasi dan Kolaborasi
-
AI Bigbox Permudah Fintech Verifikasi Identitas Pelanggan Lewat Solusi eKYC Canggih dan Aman
-
Wamenag Muhammad Syafi'i Soroti Kasus Gus Elham Yahya Cium Anak Kecil: Harus Dihentikan!
-
Pelaku Pembunuhan Istri Pegawai Pajak Manokwari Ternyata Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Admedika Hadirkan VIP Lounge di RSUP Kemenkes Surabaya, Tingkatkan Kualitas Layanan
-
Detik-detik Istri Pegawai Pajak Manokwari Ditemukan di Septic Tank, Anjing Pelacak Sempat Gagal