Suara.com - Militer Sudan mengklaim bahwa Presiden Omar al-Bashir telah mengundurkan diri pada Kamis, setelah protes terus-menerus menuntut pengunduran dirinya, lansir media lokal.
Bashir saat ini berada dalam tahanan rumah dan para pengawalnya telah ditahan.
Sementara itu, intelijen militer Sudan mengumpulkan lebih dari 100 anggota eksekutif Partai Kongres Nasional yang berkuasa, demikian laporan kantor berita Anadolu, Kamis (11/4/2019).
Mereka yang ditangkap di antaranya mantan menteri pertahanan Abdel Rahim Mohammed Hussein, mantan wakil presiden Ali Osman Taha dan kepala partai yang berkuasa Ahmed Haroun.
Pasukan Sudan juga dikerahkan di sekitar stasiun televisi milik pemerintah dan beberapa tentara memasuki gedung itu, yang berlokasi di Omdurman, kota terbesar kedua di negara tersebut.
Penerbangan di Bandara Internasional Khartoum Sudan juga dihentikan, sementara hanya pendaratan yang diizinkan.
Sebelumnya, TV pemerintah Sudan mengumumkan bahwa tentara akan segera membuat pengumuman penting.
Ratusan demonstran Sudan pada Rabu mengadakan aksi protes hari kelima di luar markas tentara di Khartoum menuntut Presiden Omar al-Bashir untuk mundur.
Sejak Sabtu, sedikitnya 22 orang tewas dalam bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan, yang telah berulang kali mencoba membubarkan aksi protes dengan kekerasan, menurut Komite Pusat Dokter Sudan.
Baca Juga: Tuntut Presiden Mundur, 20 Demonstran Sudan Dilaporkan Tewas
Namun, polisi mengklaim bahwa hanya satu pengunjuk rasa yang terbunuh.
Sudan telah diguncang gelombang protes selama dua bulan terakhir, di mana demonstran mengecam Presiden Omar al-Bashir yang gagal menangani krisis ekonomi di negara itu.
Sebelumnya, upaya pasukan keamanan untuk membubarkan demonstran gagal.
Kemarahan publik terhadap kenaikan harga roti dan kurangnya persediaan uang tunai memicu aksi protes sejak Desember lalu. Namun aksi tersebut berubah menjadi aksi protes terhadap pemerintahan al-Bashir.
Al-Bashir mengakui bahwa demonstran memiliki tuntutan yang sah, namun ia juga mengatakan bahwa cara untuk menyelesaikan tuntutan tersebut adalah melalui jalan damai dan pemungutan suara.
Berita Terkait
-
Tuntut Presiden Mundur, 20 Demonstran Sudan Dilaporkan Tewas
-
Sipil dan Tentara Tewas Saat Ricuh Unjuk Rasa Menentang Presiden Sudan
-
Demonstran Perempuan Tunggang Langgang Diberondong Gas Air Mata
-
Bunuh Suami karena Memerkosanya, Noura Urung Digantung Mati
-
Sudan, Badak Putih yang Pipis pun Dikawal Tentara Itu Mati
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional