Suara.com - Ketua Pimpinan Pusat atau PP Muhammadiyah bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik, Busyro Muqoddas membentuk tim dokter forensik untuk mencari tahu penyebab meninggalnya 500 lebih petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019.
Pembentukan tim itu juga diharapkan mendapatkan kerja sama dari pihak kepolisian serta pemerintah.
Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pembentukan tim dokter forensik pernah dilakukan PP Muhammadiyah untuk membongkar kematian terduga teroris Siyono pada 2016 silam.
Saat itu tim dokter forensik PP Muhammadiyah berhasil menguak fakta di balik kematian Siyono yang berbeda dengan keterangan dari pihak kepolisian.
"Hari ini Muhammadiyah melalui Pak Busyro Muqoddas kembali membentuk tim para dokter forensik, untuk membantu pemerintah membuktikan penyebab wafatnya para petugas KPPS yang telah mencapai 500 lebih tersebut. Tinggal keterbukaan pihak kepolisian dan pemerintah saja," cuit Dahnil di akun Twitternya @Dahnilanzar pada Jumat (10/6/2019).
"Beberapa tahun yang lalu Pak Busyro, saya, dan kawan-kawan membentuk Tim Advokasi yang terdiri dari pengacara Muhammadiyah dan dokter ahli forensik dari RS Muhammadiyah dan PTM, untuk mencari keadilan bagi Siyono dan terbukti, hasil autopsi penyebab kematian Siyono berbeda dengan keterangan polisi," sambungnya.
Saat itu PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Komnas HAM yang notabene memiliki legal standing dalam proses penyelidikan polisi. Karena itu tim forensik PP Muhammadiyah bisa melakukan autopsi tanpa menerima halangan dari pihak kepolisian.
Dahnil mengungkapkan, kala itu PP Muhammadiyah sempat dituduh sebagai pendukung teroris karena ingin mengautopsi jenazah Siyono. Dahnil menyebut tuduhan tersebut dilemparkan oleh salah satu organisasi masyarakat (ormas) yang kerap satu suara dengan pihak kepolisian.
Ormas itu disebut Dahnil bungkam pasca hasil autopsi dibuka dan berbeda dengan pernyataan yang disampaikan pihak kepolisian.
Baca Juga: Tim Riset UGM Menduga Tudingan Kecurangan Picu Petugas KPPS Alami Stres
"Sama halnya, ketika saya, Pak Busyro mendampingi keluarga Siyono untuk melakukan autopsi, pihak kepolisian menolak dan melarang, akhirnya dengan menggunakan legal standing Komnas HAM dalam proses penyelidikan polisi tidak bisa menghalangi autopsi yang kami lakukan," ujarnya.
Oleh karena itu, PP Muhammadiyah kini melayangkan surat kepada Bawaslu RI untuk memberikan fasilitas melakukan autopsi beserta pendampingan mengusut penyebab dari meninggalnya 500-an lebih petugas KPPS yang meninggal dunia.
Dahnil menyebutkan bahwa rencana PP Muhammadiyah tersebut menjadi salah satu langkah lebih maju demi mengungkap fakta.
"Maka, keputusan Muhammadiyah melalui Pak Busyro yang menyampaikan surat kepada Bawaslu terkait kesediaan memfasilitasi melakukan autopsi dan pendampingan terhadap lebih 500 petugas KPPS yang meninggal, adalah langkah maju untuk mengungkap fakta yang sebenarnya," tandasnya.
Berita Terkait
-
Pusing Berat Usai Penghitungan Suara, Anggota Linmas di Pasaman Meninggal
-
KPU Mulai Gelar Rekapitulasi Suara Pemilu Tingkat Nasional Hari Ini
-
Real Count KPU Jumat Pagi: Jokowi 56,20% - Prabowo 43,80%
-
Rekapitulasi Suara Pemilu 2019 di Luar Negeri Selesai, Minus Kuala Lumpur
-
PKS Usulkan Bentuk Pansus Pemilu 2019, KPU: Tak Perlu
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Digelandang ke KPK Besok