Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sedang melakukan otopsi verbal terhadap anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Otopsi verbal adalah melakukan investigasi atas kematian seseorang melalui wawancara dengan orang terdekat mengenai tanda-tanda kematian.
Hal tersebut diakui oleh Tri Hesti Widyastuti selaku perwakilan Dirjen Pelayanan Kesehatan dalam diskusi publik dengan tajuk 'Membedah Persoalan Kematian Mendadak Petugas Pemilu dari Perspektif Keilmuan' yang digelar oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Namun menurut Hesti, otopsi verbal tersebut masih berproses dan belum selesai di 34 Provinsi di Indonesia.
"Kami dapat laporan 12 Mei pukul 18.00 WIB, baru 17 Provinsi yang masuk, belum semua (KPPS) dari tiap TPS Kabupaten-Provinsi. Tapi kan melakukan otopsi verbal tidak mudah," ujar Hesti di Sekretariat IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).
Perintah untuk melakukan otopsi verval tersebut dikatakan Hesto sudah dilakukan melalui surat edaran kepada Dinkes Provinsi agar menjadi pelaksana. Nantinya menurut Hesti dari Dinas tersebut akan melakukan koordinasi dengan puskesmas tiap daerah untuk mengirim petugasnya melakukan otopsi verbal kepada KPPS sakit dan meninggal.
"Nanti kita tetap masih terus menerus melakukan penelusuran. Contohnya yang media sosial itu kitaa telusuri. Nanti dari Puskesmas petugasnya datang terus laporan," jelas Hesti.
Untuk anggota KPPS yang wafat, yang akan diotopsi verbal menurut Hesti adalah yang meninggal saat tidak di rumah sakit. Usia terbanyak yang wafat dikatakan Hesti diatas 50 tahun dengan penyebab yang berbagai macam
"Didapatkan umur kematian tertinggi di atas 50 tahun, penyebab terbanyak, gagal jantung, stroke, kecelakaan lalu lintas," pungkas Hesti.
Berita Terkait
-
Kemenkes Temukan 13 Penyakit Penyebab Meninggalnya Petugas KPPS
-
Sempat Linglung dan Mengigau, Ketua Panwascam di Bali Akhirnya Meninggal
-
13 Penyakit Penyebab Ratusan Petugas KPPS Meninggal
-
Tewas Misterius, Petugas KPPS Membusuk di Hutan Setelah Hilang 5 Hari
-
Keluarga Menolak Jasad Petugas KPPS yang Meninggal Dibongkar
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Kaget Dipanggil Polisi Soal Demo Ricuh, Iqbal Ramadhan: Saya Advokat, Bukan Penghasut!
-
Urusan Pesantren 'Naik Kelas', Kemenag Siapkan Eselon I Khusus di Momen Hari Santri 2025
-
Posyandu Miliki Peran Sebagai Mesin Sosial di Lingkup Masyarakat, Mendagri Berikan Apresiasi
-
CFD Tetap Asyik! HUT TNI ke-80 Jamin Tak Ganggu Car Free Day Jakarta, Ini Rutenya
-
Pengendara Lawan Arah Pukul Pegawai Zaskia Mecca, Teriak 'Saya Anggota' Lalu Kabur
-
Syarat IPK untuk PAPK TNI: Ini Ketentuannya untuk Berbagai Jurusan
-
Warga Ogah Beri Jalan ke Strobo Pejabat, Pengamat: Akibat Penyalahgunaan dan Rasa Ketidakadilan
-
Gara-gara Foto Bareng Siswi, Pelajar SMK Dikeroyok Senior hingga Rahang Patah
-
Istana 'Spill' Arti Sebenarnya IKN Ibu Kota Politik: Bukan Dipisah dari Ibu Kota Ekonomi!
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Wamen P2MI: Kendala Utama Bahasa