Suara.com - Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Said Didu menilai pelaksanaan Pilpres 2019 diwarnai dengan aksi kecurangan yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Struktur yang dimaksud Said ialah pemanfaatan keberadaan BUMN, ASN, hingga aparat negara untuk melakukan kecurangan tersebut.
Menurut Said kecurangan struktur tersebut dapat dilihat dari lembaga yang memiliki struktur, mulai dari pusat hingga ke daerah. Sedangan kecurangan secara masif kata dia, dilakukan secara menyebar dengan satu instruksi.
“Fakta ini susah dibantah. Kalau dikatakan terstruktur, dilakukan oleh lembaga yang memiliki struktur, dan itu kita tahu semua, BUMN, ASN, polisi, itu organsisasi-organisasi yang terstruktur," kata Said Didu dalam diskusi lawan kecurangan pilpres terstruktur, sistematis dan masif di Prabowo – Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Kamis (16/5/2019).
"Kemudian masif adalah dilaksanakan dengan masif dan menyebar karena dilakukan melalui instruksi dan jelas,” Said Didu menambahkan.
Selain itu, ia menyebut kecurangan dengan memanfaatkan BUMN dilakukan secara sistematis. Ia menyebut BUMN dikerahkan untuk mempengaruhi masyarakat dalam pilihannya di Pilpres 2019 dengan cara menggelontoran dana CSR.
Ia menyebut hal itu dilakukan oleh kementerian yang dipimpin Rini Soemarno di daerah-daerah yang notabene merupakan daerah kantong pemilih Capres - Cawapres nomor urut 02 Prabowo – Sandiaga.
“Untuk dapat suara, Program Keluarga Harapan di suatu daerah turun empat hari sebelum Pilpres. Bantuan Dana Desa dipercepat. Ini sesitematis sekali penggunaan APBN,” kata dia.
Berita Terkait
-
Dulu Bilang Dapat 62 Persen Suara Kini 54 Persen, Ini Kata Kubu Prabowo
-
Rekapitulasi Suara Nasional: Jokowi Kalah di Kampung Halaman Ma'ruf Amin
-
Suara Jokowi Merajai di Jateng, Dibalas Prabowo di Sumatera Barat
-
Ajak Masyarakat Tak Akui Pemenang Pilpres, Gerindra: Tolak Bayar Pajak!
-
Akui Tak Ada Ambisi Pribadi di Pilpres 2019, Prabowo: Saya Ingin Istirahat
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional