Suara.com - Politius Partai Demokrat Andi Arief mengklaim, ada pihak yang menuduh Komandan Kogasma partainya, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai pengkhianat.
Sebabnya, kata dia, AHY mengajak semua pihak untuk menunggu pengumuman resmi KPU tanggal 22 Mei saat Capres Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno mengumumkan klaim kemenangan dalam Pilpres 2019. AHY adalah pendukung capres – cawapres tersebut.
"(AHY) dibully dan dituduh penghianat, hanya karena mengajak hidup benar," tulis Andi Arief dalam Twitternya yang dikutip Suara.com, Kamis (16/5/2019).
Prabowo – Sandiaga diumumkan oleh badan pemenangan nasionalnya menjadi pemenang Pilpres 2019 dengan meraup 54,24 persen suara. Persentase itu merujuk pada penghitungan yang dilakukan mereka sendiri.
Penghitungan BPN Prabowo – Sandiaga tersebut berdasarkan formulir C1 yang didapat dari 444.976 TPS atau 54,91 persen dari total 819.329 TPS seluruh Indonesia.
Namun, kata Andi, AHY merupakan orang pertama dalam koalisi pendukung Prabowo – Sandiaga yang meminta semua pihak untuk menunggu hasil keputusan KPU pada 22 Mei.
Gara-gara seruan itulah, kata Andi, putra sulung Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, dituding pengkhianat dan dirisak.
"Saat 02 klaim menang 62 persen dan kini versi revisi 54 persen, dan 01 dinyatakan menang oleh quick count, AHY adalah orang yang pertama menyatakan sebaiknya semua pihak menunggu 22 Mei.”
Baca Juga: Puji Sikap AHY, Andi Arief Minta Anies Baswedan Tak Diam Saja
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas