Suara.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI, Hasyim Asy'ari mengaku tak khawatir akan indikasi serangan teroris saat hari pengumuman hasil Pemilu 2019. Hasyim menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Menurut Hasyim, perkara hidup dan mati sudah menjadi kuasa sang pencipta. Sehingga, dirinya pun tidak terlalu khawatir atas ancaman teroris yang bakal menyerang Kantor KPU RI pada hari pengumuman hasil Pemilu 2019 tanggal 22 Mei nanti.
"Kami para anggota KPU ini insyaallah orang beragama ya. Urusan hidup mati urusan Tuhan, caranya macam-macam. Orang mau ancam apapun, itu ancaman, tapi semua urusan Tuhan. Semua kita serahkan kepada takdir Allah SWT," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).
"Mati sebagai anggota KPU, mati tidak jadi anggota KPU, saatnya mati ya mati. Sudah ada takdirnya," imbuh dia.
Sementara itu, Komisioner KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi menilai rencana aksi demonstrasi yang akan dilakukan pada hari pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh beberapa pihak, sah-sah saja dilakukan sebagai bagian dari kebebasan berpendapat.
Namun, terkait adanya indikasi akan ditunggangi serangan teroris, pihaknya sepenuhnya menyerahkan kepada aparat kepolisian dan intelejen untuk melakukan pengamanan dan tindakan preventif.
"Kami tidak mempermasalahkan kalau ada aksi massa demonstrasi dan seterusnya. Tapi kalau mengarah pada tindakan teror, itu tentu menjadi kewajiban aparat penegak hukum untuk mendeteksi mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah pencegahan," ujar Pramono.
Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan telah memiliki informasi adanya indikasi serangan teroris yang menyasar KPU RI di tengah-tengah aksi massa yang direncanakan pada hari pengumuman hasil Pemilu 2019.
Sebanyak 32 ribu personel aparat gabungan TNI-Polri telah disiapkan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
Baca Juga: Massa Daerah Dilarang ke Jakarta, Wiranto: Pemilu Sudah Selesai
"Karena sudah ada indikasi. Mereka (teroris) sepakat melakukan serangan saat massa berkumpul di KPU. Ini perlu kami antisipasi secara maksimal," ujar Dedi.
Berita Terkait
-
Belum Berizin, Alumni Aktivis 98 Tetap Mau Aksi Nginap di Gedung KPU
-
Tak Sepakat dengan Arief, Sandi: Pajak Penting, Neraca Dagang Kita Jeblok
-
Wiranto: Tim Asistensi Hukum Bukan Intelijen!
-
Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Prabowo: Pastilah Mereka Mati Syahid
-
Prabowo Bandingkan Penanganan Ratusan Petugas KPPS Meninggal dengan Sapi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris
-
Menteri PKP Ara Minta Pramono Sediakan Rumah Tapak di Jakarta Pakai Aset Pemerintah
-
Ngadu ke DPR, Ojol Bongkar Praktik 'Beli Order' dan Tagih Janji Kesejahteraan yang Terlupakan
-
IHSG Tertekan, Rupiah Melemah, Pegiat ke Purbaya: Tugasmu Berat, Lawan Kesongonganmu
-
Tim Pencari Fakta Bantah Kompolnas: Affan Merunduk, Bukan Jatuh Sebelum Terlindas!
-
Pemprov DKI Gencarkan Pelatihan MTU, Warga Sambut Antusias
-
Anak Demo di Cirebon: Menteri PPPA Minta Usut Motifnya! Alarm Bagi Keluarga dan Sekolah?
-
Curhat Wakil Ketua DPRD Jabar, Tunjangan Rp71 Juta Tak Cukup Beli Rumah
-
Jhon Sitorus ke Loyalis Jokowi: Setelah Budi Arie Dipecat, Kok Kayak ODGJ Semua?