Suara.com - Massa aksi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat yang menolak hasil Pilpres 2019 di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Selasa (21/5/2019), sempat digegerkan oleh penemuan tas mencurigakan.
Tas tersebut ditemukan di tengah kumpulan massa aksi terpisah, yang datang dari arah Bundaran Hotel Indonesia.
Pantauan Suara.com, tas mencurigakan tersebut seperti ransel berwarna ungu. Petugas kepolisian terlihat mengamankan lokasi dengan meminta massa aksi menjauh dari tas.
Tak lama, Tim Gegana berpakaian penjinak bom memeriksa tas tersebut. Setelah memeriksa, tas tersebut dibawa ke dalam mobil untuk diamankan.
Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mengatakan, sudah menyita tas mencurigakan tersebut. Namun ia mengakui belum mengetahui detail isi dari tas tersebut.
"Sudah, sudah diamankan," ujar Harry setelah memeriksa lokasi tas tersebut di depan Mal Sarinah, Selasa (21/5/2019).
Seusai tas diamankan, massa aksi kembali dipersilakan untuk berdiri di lokasi tersebut. Aksi kembali berlangsung dengan pengawalan Brimob berpakaian lengkap dengan tameng.
Sebelumnya, massa aksi demonstrasi mulai mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu, Selasa (21/5). Massa yang mengakui mengatasnamakan Gerakan Kedaulatan Rakyat menyerukan untuk menolak hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU.
Massa aksi menyebut pemilu kali ini telah dicurangi, sehingga menguntungkan salah satu pihak. Namun, massa hanya bisa demo di bagian luar Jalan Thamrin, karena sekitar kantor Bawaslu sudah dipasangi kawat berduri.
Baca Juga: Massa Aksi depan Bawaslu Salat Asar, Korlap: Hadap Kiblat Jangan Kamera!
"Kami datang ke sini karena ada kecurangan dalam pemilu. Kami hadir dari berbagai daerah, berbagai provinsi untuk terus melawan," ujar salah seorang ibu-ibu yang berorasi.
Tag
Berita Terkait
-
Massa Aksi depan Bawaslu Salat Asar, Korlap: Hadap Kiblat Jangan Kamera!
-
Dilarang Tutup Jalan di Bawaslu, Massa GNKR Ribut Mulut dengan Polisi
-
Beda Tuntutan, Dua Massa Pendemo Geruduk Kantor Bawaslu RI
-
Jansen Demokrat Gebrak Meja saat Rekapitulasi Akhir, Protes KPU dan Bawaslu
-
Jalan Depan Bawaslu Ditutup, dari MH Thamrin ke Monas Macet Parah
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
Terkini
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!