Suara.com - Massa Gerakan Kedaulatan Rakyat yang menggelar aksi unjuk rasa di kantor Bawaslu RI, Jakarta terlibat cekcok dengan aparat kepolisian. Pemicu keributan itu karena para pendemo menutup Jalan Thamrin arah Bundaran HI.
Awalnya massa melakukan aksi di depan pagar berduri yang dipasang di jalur Transjakarta atau busway. Tak lama, massa yang hadir semakin ramai bersama dengan mobil komando yang dipimpin oleh Ustaz Bernard Abdul Jabbar.
Setelah mau memulai orasinya, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan menaiki mobil komando dan mematikan alat pengeras suara. Sontak massa ribut dan berteriak-teriak.
Harry terlibat adu mulut dengan beberapa perwakilan massa. Harry meminta agar massa aksi tidak menghalangi jalan Thamrin yang mengarah ke Bundaran HI. Ia menyebut lokasi massa sekarang yang berada di depan mall Sarinah tidak sesuai dengan lokasi yang disediakan.
"Kalian kami izinkan, ini hak kalian melakukan aksi damai. Tapi tolong jangan menghalangi jalan. Ini kendaraan sudah menumpuk," ujar Harry di lokasi.
Bernard lantas tidak terima begitu saja. Ia menyebut lokasi aksi yang disediakan oleh polisi bukan depan kantor Bawaslu, melainkan kantor Bank Mandiri.
"Kita sesuai izin aksinya di depan Bawaslu pak. Kalau di situ namanya kita demoin bank mandiri," ujar Bernard.
Tak lama kepolisian membentuk barikade yang melingkari massa aksi karena massa aksi mulai saling berteriak. Negosiasi berlangsung alot antara Harry dan perwakilan massa aksi.
Hingga pukul 14.32 massa aksi belum melangsungkan demonstrasi. Mereka masih mempermasalahkan lokasi aksi yang tidak sesuai. Massa GNKR menyerukan untuk menolak hasil rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca Juga: Jansen Demokrat Gebrak Meja saat Rekapitulasi Akhir, Protes KPU dan Bawaslu
Massa aksi menyebut Pemilu kali ini telah dicurangi hingga menguntungkan salah satu pihak. Namun, massa hanya bisa demo di bagian luar jalan Thamrin karena sekitar Bawaslu sudah dipasangi kawat berduri.
Berita Terkait
-
Beda Tuntutan, Dua Massa Pendemo Geruduk Kantor Bawaslu RI
-
Massa Geruduk Kantor Bawaslu, Serukan Tolak Hasil Pemilu 2019
-
Imbas Aksi People Power di Bawaslu, Rute TransJakarta Dialihkan
-
Sambut Massa Aksi, Polisi Pasang Kawat Berduri di Sekitar Gedung Bawaslu RI
-
Bawaslu Tolak Laporan BPN soal Kecurangan TSM, KPU: Sudah Sejalan
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!