Suara.com - Sebuah platform live streaming di China diperintahkan untuk membayar Rp62,5 juta kepada keluarga Wu Yongning, pria 'penantang maut' yang pada November 2017 lalu tewas terjatuh dari sebuah gedung 62 lantai di China tengah.
Wu Yongning kehilangan nyawanya setelah jatuh dari gedung pencakar langit di Changsha, ibukota provinsi Hunan, China. Saat itu ia sedang membuat video selfie demi memenangkan hadiah Rp208,3 juta.
Diberitakan SCMP, Kamis (23/5/2019), Pengadilan Internet Beijing telah memutuskan bahwa Huajiao, salah satu aplikasi yang digunakan Wu untuk memamerkan aksi ekstremnya, harus ikut bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
Pengadilan menyatakan, sebagai penyedia layanan internet, perusahaan yang berbasis di Beijing itu memiliki tanggung jawab atas keselamatan penggunanya.
Disebutkan, sebagai perusahaan komersial, Huajiao juga mendapat keuntungan yang dihasilkan Wu dari para pengikutnya. Oleh karena itu, perusahaan tersebut dinilai secara tak langsung ikut mendorong Wu untuk terus melakukan petualangan yang berbahaya.
Dilaporkan Xiaoxiang Morning Post, setelah Wu meninggal, keluarganya menggugat sejumlah aplikasi streaming.
Wu, yang lahir pada 1991, diketahui bekerja sebagai pemeran tambahan di industri film sebelum mendapatkan penghasilan dari hobinya memamerkan aksi ekstrem di atas gedung pencakar langit atau tempat-tempat berbahaya lainnya.
Dianggap sebagai 'rooftopper' pertama di China, Wu memiliki lebih dari 1 juta pengikut di aplikasi streaming, seperti Kwai, Meipai, dan Huoshan. Hingga akhir hidupnya, Wu telah mengunggah hampir 300 video yang menegangkan.
Menurut salah satu unggahannya di Weibo, dirinya suka memanjat gedung-gedung tinggi tanpa peralatan keselamatan dan hanya mengandalkan latihan seni bela diri dan perencanaan yang cermat.
Baca Juga: Terlalu Ekstrem, Cara Bersihkan Knalpot Satu Ini Tuai Cibiran Kocak
Kematian Wu memicu banyak perdebatan di media sosial terkait seberapa besar tanggung jawab aplikasi streaming akan keselamatan penggunanya.
Berita Terkait
-
Bangun Tidur, Pria Mabuk Ini Kaget Penisnya Putus
-
Ini Identitas Asli 3 Brimob yang Dituduh Polisi China di Kerusuhan 22 Mei
-
Pria Diam Ditampar Pacar karena Tak Belikan Ponsel, Polisi Malah Bilang Ini
-
Baru Turun dari Diler, Mobil SUV China ini Sudah Berkarat
-
Salut, Starbucks Bahasa Isyarat Kini Dibuka di China
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO