Suara.com - Kematian Harun Al Rasyid, bocah 15 tahun yang dikabarkan meninggal saat aksi 22 Mei, masih menyisakan tanda tanya bagi keluarganya. Hal tersebut disampaikan oleh kedua orang tuanya.
Pada Senin (27/5/2019) kemarin dalam wawancara TV One untuk program Kabar Petang, Didin Wahyudin dan Murni menceritakan kronologi kematian putranya, yang menyimpan beberapa kejanggalan.
Murni mengungkapkan, pada Rabu (22/5/2019) siang, Harun pergi dari rumah setelah meminta uang Rp5 ribu padanya untuk membuat layangan.
Lalu, hingga waktu berbuka tiba, Harun tak kunjung pulang, sehingga Murni mengira bahwa putranya itu berbuka bersama teman-temannya di luar. Namun, hingga Kamis (23/5/2019) pagi saat tiba waktunya untuk sahur, Harun masih belum kembali ke rumah.
Murni pun sempat mencari Harun di rumah teman-temannya, sementara sang suami masih bekerja, tetapi hasilnya nihil.
Didin dan Murni pun memutuskan untuk bersama mencari Harun pada Kamis sore setelah salat dan berbuka puasa. Di tempat Harun biasa berkumpul dengan teman-temannya, Murni mendapat sebuah informasi.
"Terakhir dapat informasi itu di Asem, di tempat laundry, ya memang di situ banyak teman-temannya. Saya bilang, 'Dek, maaf, lihat Harun enggak?' Saya gituin. 'Oh iya, Bu, semalam kita ikut...' Kita katanya, tapi saya juga enggak tahu anak-anak itu, orang namanya kenal sekilas-sekilas doang,'" kata Murni.
"'Semalam saya ketemu di Slipi,' katanya. 'Di Slipi? Emang di Slipi ngapain?' 'Ikut-ikutan,' katanya. 'Kok kamu sudah pulang, Harun belum?' saya gituin. 'Ya dia pulang enggak mau, diajak pulang enggak mau,' katanya," lanjutnya.
Kemudian Didin mendapat telepon dari seorang relawan yang merupakan teman kakak Harun. Ia diminta mencocokkan foto Harun dengan foto mayat yang ada di Rumah Sakit Dharmais.
Baca Juga: Kapolri Tito ke RS Malam-malam, Jenguk Anak Buahnya Korban Kerusuhan 22 Mei
"Di Dharmais itu ada seorang anak umur 14 tahun korban tembak polisi, beritanya seperti itu, dan di-share di grup HP saya itu, saya lihat fotonya itu memang mirip seperti Harun, dari alisnya, dari matanya itu, tapi saya lihat rambutnya agak keriting, jadi enggak mirip Harun. Jadi saya pikir, Sudahlah, itu bukan Harun," terang Didin.
"Enggak lama, berselang waktu, tim dari relawan datang ke rumah kami mencocokkan bahwa foto yang di-share ke grup itu mirip tidak dengan data yang mereka punya," tambahnya.
Tim relawan tersebut, menurut keterangan Didin, adalah orang pertama yang menemukan Harun di lokasi kejadian dan mengangkatnya ke ambulans untuk diantar ke Rumah Sakit Dharmais.
"Kondisi anak saya di sininya nih (kepala belakang, -red) lembek, terus ada peluru di sini nih (lengan atas kiri, -red) lubang, tembus katanya ke sini, ke paru-paru, jantung. Akhirnya, mungkin karena tidak tahan, di Dharmais itu sekitar pukul 21.45 WIB dinyatakan anak saya enggak ada tanggal 22 (Mei, -red)," jelas Didin.
Namun, Didin mengaku tak kuat untuk melihat dan mencocokkan kondisi jenazah putranya di rumah sakit.
"Terpaksa saya wakilkan kepada orang tua saya dengan adik saya yang paling bungsu. Jadi merekalah yang jalan ke sana. Sebenarnya tidak langsung ke Dharmais karena memang posisinya sudah dioper ke Rumah Sakit Kramat Jati. Nah untuk itu, jadi sampai sana, di Kramat Jati, katanya, tidak bisa diambil karena jenazahnya ini harus melalui proses minta surat pengantar dari Polres Jakarta Barat," ungkap Didin.
Berita Terkait
-
Fadli Zon Meradang Diserang Isu Jebak Polisi dan TNI di Kerusuhan 22 Mei
-
Sebut 4 Korban Tewas Akibat Peluru Tajam, Komnas HAM Periksa SOP Polri
-
Ayah Harun Al Rasyid: Saya Diminta Tak Menuntut oleh Polisi
-
Mabes Polri: Jokowi Tak Jadi Sasaran Ancaman Tembak Mati Pendemo 22 Mei
-
Detik-detik Pendemo 22 Mei Mau Tembak Mati 4 Tokoh dan Bos Lembaga Survei
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara