Suara.com - Sebanyak 3.000 ton sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang akan mulai 'dipulangkan' oleh Malaysia ke sejumlah negara maju. Negara-negara yang dimaksud antara lain Australia, AS, Inggris, dan Kanada.
Upaya tersebut dilakukan Malaysia agar tak lagi menjadi tempat pembuangan bagi negara-negara yang kaya raya.
Diberitakan ABC, Rabu (29/5/2019), Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin mengatakan, negaranya, bersama dengan banyak negara berkembang lain, telah menjadi target baru setelah China melarang impor sampah plastik tahun lalu, yang berdampak pada terganggunya aliran lebih dari 7 juta ton sampah plastik per tahun.
Yeo mengungkapkan, 60 kontainer berisi limbah yang terkontaminasi telah diselundupkan ke Malaysia dan kini akan dikirim kembali ke negara asalnya. Dalam waktu dua minggu, sampah yang diangkut sepuluh kontainer akan dipulangkan ke negaranya.
Saat ini limbah tersebut berada di pelabuhan di luar Kuala Lumpur. Beberapa jenisnya yakni kabel dari Inggris, karton susu yang terkontaminasi dari Australia, cakram padat dari Bangladesh, sampah elektronik, dan limbah rumah tangga dari AS, Kanada, Jepang, Arab Saudi, dan China .
Berdasarkan keterangan Yeo, sebuah perusahaan daur ulang Inggris mengekspor sampah plastik ke Malaysia selama dua tahun terakhir. Sampah seberat lebih dari 50.000 ton itu dimasukkan ke sekitar 1.000 kontainer.
"Malaysia tidak akan menjadi tempat pembuangan bagi dunia. Kita akan melawan balik. Meskipun kita adalah negara kecil, kita tidak bisa diganggu oleh negara-negara maju," tegas Yeo, dikutip dari ABC.
Pemerintah Malaysia sendiri telah melarang keras pengoperasian puluhan fasilitas daur ulang plastik ilegal yang menjamur di seluruh Malaysia. Sebanyak 150 pabrik pun telah ditutup sejak Juli.
Awal bulan ini, mereka juga mengirim kembali lima kontainer berisi sampah ke Spanyol.
Baca Juga: Badak Sumatra Jantan Terakhir di Malaysia Mati, Tersisa di Indonesia
Menurut Yeo, larangan sampah plastik di China telah membuka mata dunia. Ia mengatakan, "Kita memiliki masalah sampah dan daur ulang yang sangat besar."
Berita Terkait
-
Mudik Lebaran, KLHK Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Plastik
-
Miris, Gurita di Dasar Laut Berlindung di Gelas Plastik, Ini Bahayanya
-
Wow, Band Malaysia Ini Buat Lagu Lebaran Pakai Instrumen Musik Ayam KFC
-
Tak Cuma Satwa Laut, Ada Rusa Juga Ditemukan Mati Karena Sampah Plastik
-
Soal Limbah Baterai PCX Hybrid, Begini Jawab PT AHM
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat