Suara.com - Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Profesor Komaruddin Hidayat menilai, aksi bom bunuh diri di Pospam I Tugu Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah merupakan bukti para pelaku teror telah kehilangan komando sentral.
"Para pelaku teror bekerja sendiri-sendiri, atas inisiatif sendiri, akhirnya keluar dari pakem aksi-aksi teror yang selama ini terjadi," kata Komaruddin, Selasa (4/6/2019).
Karena itu, selain menyelidiki apakah pelaku memiliki kaitan dengan jaringan teror tertentu, Komaruddin meminta polisi juga menelusuri siapa sasaran dari aksi-aksi teror yang dilakukan sendiri-sendiri tersebut.
Selama ini, para pelaku teror cenderung menyasar polisi karena aparat penegak hukum tersebut selama ini aktif menangkap orang-orang yang diduga anggota jaringan terorisme.
"Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga selama ini dikenal sebagai sosok antiterorisme karena pernah menjabat sebagai kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror," tuturnya.
Komaruddin menilai, bila benar para pelaku teror yang mengatasnamakan Islam menyasar polisi dalam aksi-aksi penyerangan dan peledakan, maka hal itu merupakan hal yang memprihatinkan. Pasalnya, tidak sedikit polisi yang beragama Islam.
"Perekrutan polisi saat ini juga berasal dari kalangan santri. Karena itu, menyasar polisi dalam aksi-aksi teror sama saja tindakan melawan negara sekaligus penyerangan terhadap sesama Muslim," katanya.
Karena itu, dalam menghadapi aksi-aksi teror yang menyerang simbol-simbol kepolisian, Komaruddin menilai polisi memiliki beban yang berat karena selain harus melindungi masyarakat juga harus melindungi dirinya sendiri.
"Anggota polisi sendiri memiliki keluarga. Jadi melindungi diri sendiri sekaligus melindungi keluarganya," ujarnya.
Baca Juga: Mabes Polri: Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura Amatiran
Sebelumnya, telah terjadi ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri di Pospam I Tugu Kartasura, Jalan Ahmad Yani, Bundaran Kartasura, Kabupaten Sukoharjo pada Senin malam (3/6) sekitar pukul 22.30 WIB.
Berita Terkait
-
Pelaku Bom Bunuh Diri Rofik Berpeluang Ditahan di Polda Jateng
-
Pelaku Bom Bunuh Diri Rofik Dikenal Sering Cari Burung di Sekitar Rumah
-
Tak Pamitan Kepada Orang Tua, Pelaku Bom Bunuh Diri Rofik Pergi Naik Motor
-
Mabes Polri: Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura Amatiran
-
5 Fakta Bom Bunuh Diri Kartasura, Pelaku Terpapar ISIS hingga Sempat Hilang
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Revisi RUU BUMN Bergulir di DPR, PKB Ingatkan Jangan Hilangkan Prinsip Pasal 33 UUD 1945
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG
-
Ironi di Muktamar X PPP; Partai Islam Ricuh, Waketum: Bagaimana Mau Mendapat Simpati Umat?
-
Kementerian BUMN Turun Kasta Jadi Badan, Bagaimana Nasib ASN dan Pegawainya?
-
Cara Ikut Daftar Komunitas Ojol Kamtibmas, Rekam Kejahatan Bonusnya Rp500 Ribu Per Orang
-
Baru Mendarat, Presiden Prabowo Langsung 'Sidang' Kepala BGN soal Keracunan MBG: Ini Masalah Besar!
-
Panggung Muktamar X PPP Berubah Jadi Ring Tinju, Sesama Kader Saling Serang di Depan Media