Suara.com - Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar merasa tidak percaya Mantan Kepala Staf Komando Strategis Angkatan Darat (Kas Kostrad), Mayjen TNI Purn Kivlan Zen menjadi dalang pembunuhan empat tokoh nasional. Sebab, Musni menilai Kivlan Zen tidak memiliki kekuasaan.
Hal itu dikatakan Musni lewat akun Twitter pribadinya @musniumar. Merasa mengenal baik Kilvan Zen, Musni menyebut Kivlan Zen merupakan jenderal purnawirawan yang memiliki idealis yang tinggi dan cinta terhadap NKRI.
"Mayjen TNI Purn Kivlan Zen, teman baik walau jarang bertemu. Saya tidak percaya dia mau membunuh para pejabat dan melakukan makar. Pakai apa? Beliau tidak punya kekuasaan, tidak banyak uang karena bukan pengusaha. Bukan pimimpin Ormas. Hanya Jenderal Purn idealis, cinta negerinya dan anti komunis," kicau Musni seperti dikutip SUARA.COM, Rabu (12/6/2019).
Diketahui, Kilvan Zen telah mendekam di Rumah Tahanan Militer, Guntur, Jakarta Selatan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal. Tak hanya itu, Kivlan juga sudah berstatus tersangka dalam kasus dugaan makar.
Sebelumnya, Kivlan Zen disebut-sebut memberikan perintah langsung kepada para tersangka penyelundupan senjata sekaligus berencana membunuh 4 pejabat negara dan 1 pemimpin lembaga survei.
Irfansyah, salah satu tersangka membeberkan pertemuannya dengan Kivlan Zein setelah penyelenggaran Pemilu 2019 di parkiran Masjid Raya Pondok Indah pada medio April lalu.
"Keesokan harinya saya mengajak Yusuf untuk bertemu Pak Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah. Kita berangkat sekira jam 13.00 WIB mengendarai mobil Yusuf, Ertiga," kata Irfansyah melalui siaran video yang diputar di Kemenkopolhukam, Selasa (11/6/2019).
Terkait perecanaan pembunuhan itu, kata dia, Kivlan menyodorkan telepon selulernya yang berisi foto wajah Yunarto. Dalam pertemuan itu, Irfansyah diminta untuk menelisik alamat kantor Yunarto di kawasan Cisanggiri III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kilvan, kata dia memintanya untuk mengintai aktivitas Yunarto melalui foto dan video.
Baca Juga: Kivlan Zen Suruh Orang untuk Bunuh Dirinya, Ini Kata Menkopolhukam Wiranto
"Lalu Pak Kivlan keluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan Pak Kivlan berkata pada saya coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan. Siap saya bilang," kata dia.
"Lalu beliau berkata lagi, nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta untuk bensin, makan dan uang kendaraan. Lalu saya bilang, siap pak," sambungnya.
Berita Terkait
-
Kivlan Zen Suruh Orang untuk Bunuh Dirinya, Ini Kata Menkopolhukam Wiranto
-
Kisah Gus Dur soal Kivlan Zen dan Mayjen Kunyuk
-
Kivlan Zen Sempat Sindir Senpi Iwan: Itu Bukan Buat Bunuh Babi Tapi Tikus
-
Jadi Donatur Pembunuhan Wiranto Cs, Habil Mirati Terancam Dipecat PPP
-
Terungkap! Pemasok Uang ke Kivlan Zen buat Beli Senpi adalah Politikus PPP
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India