Suara.com - Mantan Penasihat KPK Abdullah Hehamahua memimpin demo sejumlah ormas di dekat Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6/2019) pagi. Ormas yang berdemo itu di antaranya FPI dan Alumni 212.
FPI dan Alumni 212 demo di sekitar Kawasan Patung Kuda dari pagi hingga pukul 17.00 WIB hari ini.
Diketahui Abdullah Hehamahua merupakan eks penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia mengatakan, keterlibatannya dalam memimpin aksi mengawal sidang MK bukan terkait dukungan ke salah satu pasangan calon presiden baik Jokowi maupun Prabowo.
"Kami turun ke jalan bukan untuk mendukung pasangan calon siapa pun, melainkan mengawal agar MK sebagai lembaga hukum dapat menjalankan tupoksinya secara profesional," kata Abdullah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (14/6/2019).
Pernyataan Abdullah Hehamahua itu juga sekaligus menanggapi adanya larangan dari Prabowo Subianto kepada pendukungnya agar tidak mengerahkan massa ke MK. Abdullah menegaskan bahwa ia dan massa bukan bagian dari pendukung paslon.
"Massa aksi yang turun untuk mengawal MK ini tidak ada hubungan dengan pasangan calon baik itu Prabowo Subianto dan Joko Widodo," kata Abdullah.
Terkait keikutsertaan dirinya dalam menjadi koordinator lapangan aksi mengawal sidang MK, Abdullah mengatakan hal tersebut merupakan panggilan hati untuk mewujudkan peradilan yang profesional khususnya di MK.
"Di sini kepentingan saya hanyalah sebagai panggilan dari negara. Saya adalah murid M. Natsir salah satu pendiri NKRI, saya ingin memperbaiki NKRI karena itu lah saya turun ke lapangan," tuturnya.
Sebelum turun pada aksi hari ini, diakui Abdullah, ia juga sudah bertemu untuk berkonsolidasi dengan sejumlah pihak di antaranya GNPF, FPI, PA 212, dan Alumni dari Universitas Indonesia.
Baca Juga: Di Jakarta Ada Sidang Gugatan Pilpres, Jokowi Asik Belanja Buah di Bali
"Tidak ada inisiator dalam aksi ini ini keinginan masyarakat dan saya hanya menjadi jembatan kami telah melakukan pertemuan dengan dan atau konsolidasi sebelumnya dengan beberapa pihak," tandasnya.
Berita Terkait
-
Di Jakarta Ada Sidang Gugatan Pilpres, Jokowi Asik Belanja Buah di Bali
-
KPU Keberatan Atas Berkas Permohonan Tim Hukum Prabowo
-
Status Advokat Digugat, BW: Tanya Anies
-
Baru Mulai, Sidang Gugatan Pilpres 2019 di MK Dihujani 3 Kali Interupsi
-
Sidang Sengketa Pilpres Dimulai, Lalin di Gedung MK Terpantau Normal
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
-
Yakin Ganti Kapolri Cukup? KontraS Sebut Masalah Polri Jauh Lebih Dalam dari Sekadar Pimpinan
-
Komisi III soal Isu Calon Kapolri: Wakapolri atau Suyudi, Kami...
-
Tiga Mahasiswa Masih Hilang Sejak Unjuk Rasa Akhir Agustus, KontraS: Diduga Penghilangan Paksa
-
Pakar Ingatkan Tim Reformasi Polri Jangan Cuma Jadi 'Angin Surga' Copot Kapolri
-
Reformasi Kepolisian Tak Cukup Ganti Kapolri, Butuh Political Will dari Presiden
-
Tewas usai Dicabuli, Jejak Pembunuh Mayat Bocah dalam Karung Terungkap Berkat Anjing Pelacak!
-
Harus Ada TPA Terpadu di PIK usai Ada Sanksi dari KLHK
-
Ganti Kapolri Tak Cukup! Presiden Prabowo Didesak Rombak Total UU Kepolisian