Suara.com - Hori Sempat Mau Bayar Pakai Tanah, Hartono: Tanah itu Sudah Digadaikan Juga
Fakta-fakta baru kasus pidana unik yang menjerat Hori (34), warga Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang awalnya bermula dari kasus menggadaikan istrinya senilai Rp 250 juta, mulai terkuak satu per satu.
Setelah terungkap menggadaikan istrinya demi utang, kekerasan dalam rumah tangga, melakukan pembunuhan berencana salah sasaran, anak yang juga dijual, ternyata Hori juga pernah menawarkan pembayaran pinjaman Rp 250 juta dengan tanah.
Awal cerita, Hori menggadaikan istrinya, Lasmini (34), kepada Hartono demi uang Rp250 juta dengan dalih untuk usaha udang windu bersama adik iparnya di Banyuwangi.
Karena tak kunjung memiliki uang untuk membayar hutang, Hori mencoba menawarkan sebidang tanah yang telah digadaikan untuk menebus istrinya.
Hartono menolak. Pasalnya, dia telah mengetahui jika tanah sebagai ganti untuk membayar hutang telah digadaikan ke orang lain.
"Saya menolak menerima tanah itu. Saya tahu bahwa tanah itu sudah digadaikan ke orang lain. Hori itu penipu," ungkap Hartono dihadapan Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban, Jumat (14/6/2019).
Karena ditolak, Hori marah dan merencanakan membunuh Hartono agar bisa mengambil kembali istrinya dan bebas dari hutangnya.
Selasa malam (11/6/2019), sekira pukul 18.30, Hori silaturrahmi ke beberapa tetangganya. Namun, parang telah disiapkan dengan cara diselipkan ke dalam bajunya.
Baca Juga: Digadai Suami Rp 250 Juta, Lasmini: Anak Saya Juga Dijualnya Rp 500 Ribu
Usai silaturrahmi, Hori berniat pulang. Namun ditengah perjalanan, Hori melihat seseorang yang mirip dengan Hartono melintas berboncengan motor.
Tak habis pikir, karena jalan bebatuan yang membuat laju motor tidak bisa berlari kencang memudahkan Hori untuk menghampiri dua orang pengendara motor.
Seketika itu, parang dilepas dari bungkusnya dan langsung diayunkan ke punggung lelaki yang dibonceng sebanyak dua kali.
Lelaki itu terjatuh bersimbah darah. Melihat lelaki yang dibacok ternyata bukan Hartono melainkan Muhammad Toha (34), Hori langsung menghampiri sembari meminta maaf karena salah sasaran.
Hori sempat membantu korban dengan cara dinaikkan ke motor agar segera dibawa ke rumah sakit. Namum naas nyawa Muhammad Toha tak tertolong.
"Waktu itu saya kira Hartono. Karena kondisi cahaya yang remang, saya meyakini dia Hartono dan langsung saya bacok," ungkap Hori.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara