Suara.com - Nur Latifah, saksi yang dihadirkan Tim Hukum Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengaku mendapat intimidasi hingga hingga diancam dibunuh. Menurutnya, teror pembunuhan itu buntut dari video viral surat suara yang dicoblos oleh anggota KPPS 08, Dusun Wonosari, Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah.
"Saya mendapat intimidasi, dari banyak orang. Jadi tepat pukul 11 malem, tanggal 19 April. Malam itu, saya dipanggil salah satu rumah warga, di sana sudah ada Ketua KPPS, salah satu anggota KPPS, tokoh adat agama, kader partai dan beberapa preman," tutur Nur dalam sidang PHPU Pilpres 2019, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Berkenaan dengan itu, Nur mengaku dirinya sempat ditanyai mengapa bisa ada video viral anggota KPPS 08 Wonosari mencoblos surat suara tersebut. Padahal, Nur mengaku dirinya tidak pernah menyebarkan video tersebut.
"Saya dituduh sebagai penjahat politik di sana," ujarnya.
"Mbak di sini sebagau apa kenapa video itu bisa viral? Saya di sini sebagai relawan bukan saya memviralkan. Lalu bapaknya menuduh mbak menyebarkan dokumen rahasia negara kalau seperti itu," imbuhnya.
Suhartoyo lantas bertanya kepada Nur apa bentuk ancaman yang diterimanya. Nur lantas menuturkan bahwa sehari setelah dirinya dipanggil, dia mendengar dari temannya yang bernama Habib dirinya diancam dibunuh. Meskipun dia mengaku, saat dipanggil di salah satu rumah warga tersebut dirinya tidak mendapatkan ancaman tersebut.
"Saya secara tidak langsung diancam dibunuh. Teman saya mendengar secara langsung bahwa saya diancam akan dibunuh seperti itu," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Saksi Sebut KPPS Boyolali Coblos Surat Suara, Hakim: Kok Anda Bisa Lihat?
-
Jiwanya Merasa Terancam, Hakim MK ke Saksi Prabowo: Ini Cuma Perasaan Saja
-
Digas Hakim MK, Saksi Prabowo Akui Ungkap Pelanggaran Pilpres via YouTube
-
Belum Diambil Sumpah, Hakim MK Terima Said Didu Jadi Saksi Kubu Prabowo
-
Ini Satu-satunya Alat Bukti yang Harus Diajukan Prabowo Agar Menang di MK
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kronologi Cucu Mahfud MD Keracunan MBG hingga Dirawat 4 Hari di RS: Ini Menyangkut Nyawa!
-
Parah! Bikin Siswa SDN 01 Pasar Rebo Keracunan Massal, Menu MBG Ternyata Bau dan Berlendir!
-
Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
-
Bobby Nasution Viral Suruh Truk Aceh Ganti Pelat BK, DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Cerita Lengkap Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG
-
Kronologi Berdarah Polisi Bacok Polisi di Kelab Malam: Aipda S dan Bripka I Adu Bacot saat Teler!
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat